Learning Objective
- Mengetahui Embriologi Sistem Reproduksi Pria
- Mengetahui Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
- Mengetahui Proses Fertilisasi
- Mengetahui hal yang dapat menyebabkan infertilitas pada laki-laki
-
Mengetahui kesimpulan yang didapat dari skenario
Presentasi Hasil belajar
mandiri
Embriologi Sistem Reproduksi Pria
Sistem genital tumbuh pada mudigah didaerah dorsal kanan dan kiri,lateral dari garis tengah. Mulai minggu ke-4 tampak suatu penonjolan/penebalan mesoderm. Tidak lama kemudian sel-sel germinativum primordial bermigrasi dari dinding yolk sac dekat dengan divertikulum allantois,dan bersama-sama sel mesenkim yang berasal dari mesoderm membentuk gonad.
Jenis kelamin suatu mudigah ditentukan pada waktu pembuahan tergantung pada tipe pronukleus pria yang membuahi pronukleus wanita. Zigot yang merupakan hasil pembuahan memiliki 44 kromosom autosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai janin wanita sedangkan zigot yang memiliki 44 kromosom autosom satu kromosom X dan satu kromosom Y akan membentuk janin pria.
pertumbuhan testis terjadi pada awal minggu ke-6 sedangkan ovarium tumbuh pada waktu belakangan.Alat genital pria berasal dari sistem duktus Wolffi. Ductus Wolffi bagian anterior menjadi ductus epididymis, dan selebihnya sampai di cloaca manjadi vas deferens. Ductus Mulleri berasal dari pembentukan alur longitudinal ductus Wolffi, kemudian menjadi saluran tersendri yang sempurna sampai ke cloaca.Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar kelamin dan atas reaksi (respon) alat-alat genital tersebut.Adanya testis yang berfungsi menyebabkan pertumbuhan alat-alat genital pria yang normal. Testis ini menyebabkan keluarnya androgen, dan faktor penekan duktus Melluri. Dikemukakan bahwa penekanan duktus Melluri tidak mempunyai hubungan dengan produksi androgen oleh testis. Androgen berperan penting dalam pertumbuhan duktus Wolffi dan genitalia eksterna pada pria.
Di tengah pertumbuhannya gonad mengalami penurunan ke bagian posterior embryo. Asalnya gonad itu berada di dekat diaphragma. Dengan lebih cepatnya proses pemanjangan tubuh ke anterior, sedangkan pertumbuhan gonad pelan, maka secara relatif gonad jadi ke belakang rongga perut. Kemudian testis sendiri akan turun ke pelvis, terus menuju ke kanjut (scrotum). Mula-mula testis itu masih berada di dekat cekukan bakal kanjut, disebut processus vaginalis. Ketika kanjut itu kian besar, terpisahlah dari rongga pelvis. Membentuk suatu saluran sempit, inguinal canal. Waktu turun ikut juga terbawa lapisan peritoneum yang menyelaputi testis, dan sisa processus vaginalis membentuk lapisan pula sekeliling testis, tunica vaginalis. Jika testis itu gagal turun ke scrotum dan masih tetap dalam rongga perut, disebut cryptorchidism atau undescensus testiculorum.
Dalam masa grastula sebagian dari mesoderm tumbuh antara ektoderm dan entoderm disekitar membran kloaka . Hal tersebut menimbulkan penonjolan di garis tengah yang dinamakan genital tubercle. Pada pria genital tubercle membentuk penis sedangkan pada wanita membentuk clitoris
Embriologi Sistem Reproduksi Pria
Sistem genital tumbuh pada mudigah didaerah dorsal kanan dan kiri,lateral dari garis tengah. Mulai minggu ke-4 tampak suatu penonjolan/penebalan mesoderm. Tidak lama kemudian sel-sel germinativum primordial bermigrasi dari dinding yolk sac dekat dengan divertikulum allantois,dan bersama-sama sel mesenkim yang berasal dari mesoderm membentuk gonad.
Jenis kelamin suatu mudigah ditentukan pada waktu pembuahan tergantung pada tipe pronukleus pria yang membuahi pronukleus wanita. Zigot yang merupakan hasil pembuahan memiliki 44 kromosom autosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai janin wanita sedangkan zigot yang memiliki 44 kromosom autosom satu kromosom X dan satu kromosom Y akan membentuk janin pria.
pertumbuhan testis terjadi pada awal minggu ke-6 sedangkan ovarium tumbuh pada waktu belakangan.Alat genital pria berasal dari sistem duktus Wolffi. Ductus Wolffi bagian anterior menjadi ductus epididymis, dan selebihnya sampai di cloaca manjadi vas deferens. Ductus Mulleri berasal dari pembentukan alur longitudinal ductus Wolffi, kemudian menjadi saluran tersendri yang sempurna sampai ke cloaca.Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar kelamin dan atas reaksi (respon) alat-alat genital tersebut.Adanya testis yang berfungsi menyebabkan pertumbuhan alat-alat genital pria yang normal. Testis ini menyebabkan keluarnya androgen, dan faktor penekan duktus Melluri. Dikemukakan bahwa penekanan duktus Melluri tidak mempunyai hubungan dengan produksi androgen oleh testis. Androgen berperan penting dalam pertumbuhan duktus Wolffi dan genitalia eksterna pada pria.
Di tengah pertumbuhannya gonad mengalami penurunan ke bagian posterior embryo. Asalnya gonad itu berada di dekat diaphragma. Dengan lebih cepatnya proses pemanjangan tubuh ke anterior, sedangkan pertumbuhan gonad pelan, maka secara relatif gonad jadi ke belakang rongga perut. Kemudian testis sendiri akan turun ke pelvis, terus menuju ke kanjut (scrotum). Mula-mula testis itu masih berada di dekat cekukan bakal kanjut, disebut processus vaginalis. Ketika kanjut itu kian besar, terpisahlah dari rongga pelvis. Membentuk suatu saluran sempit, inguinal canal. Waktu turun ikut juga terbawa lapisan peritoneum yang menyelaputi testis, dan sisa processus vaginalis membentuk lapisan pula sekeliling testis, tunica vaginalis. Jika testis itu gagal turun ke scrotum dan masih tetap dalam rongga perut, disebut cryptorchidism atau undescensus testiculorum.
Dalam masa grastula sebagian dari mesoderm tumbuh antara ektoderm dan entoderm disekitar membran kloaka . Hal tersebut menimbulkan penonjolan di garis tengah yang dinamakan genital tubercle. Pada pria genital tubercle membentuk penis sedangkan pada wanita membentuk clitoris
Anatomi Sistem
Reproduksi laki-laki
Struktur reproduksi laki-laki terdiri dari
- penis,testis (jamak,testes) dalam kantong skrotum
- sistem duktus yang terdiri dari
>
epididimis(jamak,epididimidis),
> vas deferens,
>
duktus ejakulatorius,
>
dan uretra;
-
Dan glandula asesoria yang terdiri dari
>
vesika seminalis,
>
kelenjar prostat,
>
dan kelenjar bulbouretralis
Testes bagian dalam terbagi
atas lobulus yang terdiri dari tubulus seminiferus,sel-sel sertoli dan sel-sel
Leydig. Produksi sperma atau spermatogenesis,terjadi pada tubulus seminiferus. Sel-sel
Leydig mensekresi testosteron. Pada bagian posterior tiap-tiap testis,terdapat
duktus melingkar yang disebut epididimis. Bagian kepalanya berhubungan dengan
duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis,dan bagian ekornya
terus berlanjut ke vas deferens. Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis
yang membentang hingga ke duktus vesika seminalis,kemudian bergabung membentuk
duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung dengan uretra yang merupakan saluran keluar
bersama,baik untuk sperma maupun kemih. Kelenjar asesoria juga mempunyai
hubungan dengan sistem duktus. Prostat mengelilingi leher kandung kemih dan
uretra bagian atas. Saluran-saluran kelenjar bermuara pada uretra. Kelenjar bulbouretralis
(kelenjar Cowper) terletak dekat meatus uretra.Penis terdiri dari 3 massa
jaringan erektil berbentuk silinder memanjang yang memberi bentuk pada penis. Lapisan
dalamnya adalah korpus spongiosum yang membungkus uretra,dan dua masssa paralel
di bagian luarnya,yaitu korpus kevernosum. Ujung distal penis,dikenal sebagai
glans,ditutupi oleh prepusium (kulup). Prepusium dapat dilepas dengan
pembedahan (sirkumsisi,sunat).
Fisiologi Sistem
Reproduksi Laki-Laki
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus selama masa
seksual aktif akibat stimulasi oleh hormon gonadotropik hipofisis anterior yang
dimulai rata-rata pada umur 13 tahun dan terus berlanjut hampir di seluruh
kehidupan,namun sangat menurun pada usia tua.
Tahap-tahap Spermatogenesis
·
Sel germinal primordial bermigrasi ke dalam
testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut spermatogonia yang berada
di dua atau tiga lapisan permukaan dalam tubulus seminiferus
·
Spermatogonia mulai mulai mengalami pembelahan
mitosis yang dimulai pada saat pubertas
dan terus berproliferasi
·
Sebagian dari sel anak tetap menjadi
spermatogonia dan yang lainnya berjalan ke lumen tubulus seminiferus dan
membesar spermatosit primer
·
Spermatosit primer akan menjalani pemebelahan
miosis sehingga terbentuk dua spermatosit sekunder.
·
Masing-masing spermatosit sekunder akan mengalami
pemebelahan miosis yang kedua,yang mengahasilkan dua spermatid
·
Setelah itu ,tidak terjadi pembelahan lebih
lanjut,dan masing-masing spermatid akan menjalani proses pematangan dan
berdiferensiasi menjadi sperma yang matang dengan bagian kepala,leher,badan dan
ekor
Dengan demikian ,dapat disimpulkan bahwa satu spermatogonia
akan menjadi empat sperma . sperma akan disimpan di epididimis dan vas
deferens,dan kesuburannya dapat bertahan sampai 42 hari. Sperma yang normal bergerak dalam medium cair
dengan kecepatan 1 sampai 4 mm/menit. Kecepatan ini akan memungkinkan sperma
untuk bergerak melalui traktus genitalia wanita untuk mencapai ovum.
Faktor-faktor hormonal yang merangsang spermatogenesis
Beberapa hormon memainkan peranan yang penting dalam
spermatogenesis. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut
No
|
Hormon
|
Disekresikan oleh
|
Fungsi
|
1
|
Testosteron
|
Sel-sel Leydig yang terletak
di interstisium testis
|
Penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis
|
2
|
Luteinizing Hormone (LH)
|
Kelenjar hipofisis anterior
|
Merangsang sel-sel Leydig untuk menyekresi tesosteron
|
3
|
Hormon perangsang folikel
(FSH)
|
Kelenjar hipofisis anterior
|
Merangsang sel-sel Sertoli,tanpa rangsangan ini pengubahan spermatid
menjadi sperma tidak akan terjadi
|
4
|
Estrogen
|
Dibentuk dari testosteron oleh sel-sel Sertoli
|
Penting untuk spermiogenesis
|
5
|
Hormon Pertumbuhan ( GH)
|
Mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis.
|
Aksi Seksual Pria
Sumber sinyal saraf sensoris yang paling penting untuk
memulai aksi seksual pria adalah glans
penis. Glans penis mengandung sistem organ akhir sensorik yang sangat
sensitif yang meneruskan modalitas sensasi khusus yang disebut sensasi seksual
kedalam sistem saraf pusat. Aksi gesekan meluncur pada hubungan seksual
terhadap glans oenis merangsang organ akhir sensoris,dan sinyal sensasi seksual
selanjutnya menjalar melalui saraf pudensus kemudian melalui pleksus sakralis
ke dalam bagian sakral dari medulla spinalis dan akhirnya dari medulla sampai
daerah yang belum diidentifikasi oleh otak.
Namun aksi seksual pria juga dapat juga terjadi karena
rangsangan pada daerah yang berdekatan dengan glans penis contohnya rangsangan
pada epitel anus,skrotum, dan struktur perineum lainnya yang secara umum dapat
mengirim sinyal ke medulla yang akan meningkatkan sensasi seksual .
Tahap-tahap aksi seksual pada pria
-
Ereksi Penis
Ereksi penis adalah kondisi dimana penis menjadi keras dan
memanjang hal ini terjadi akibat tekanan yang tinggi di dalam sinusoid yang
menyebabkan penggembungan jaringan erektil. Pada awalnya ereksi terjadi karena
adanya impuls saraf parasimpatis
yang menjalar dari bagian sakral medulla
spinalis melalui saraf-saraf pelvis ke penis. Serabut parasimpatis ini
melepaskan Nitrit oxide yang
berfungsi melebarkan arteri-arteri penis dan juga merelaksasi jaringan
trabekula serabut otot polos di jaringan erektil dari korpus kavernosa dan
korpus spongiosum dalam batang penis. Jaringan erektil ini terdiri atas
sinusoid-sinusoid kavernosa yang lebar,yang
normalnya tidak terisi penuh darah namun menjadi sangat berdilatasi
ketika darah arteri mengalir ke dalamnya. Hal ini menyebabkan terjadinya
tekanan yang tinggi dalam sinusoid dan menyebabkan terjadinya ereksi.
-
Emisi dan Ejakulasi
Emisi dan ejakulasi adalah puncak dari seksual pria. Emisi dimulai
dengan kontraksi vas deferens dan ampula yang menyebabkan keluarnya sperma ke
dalam uretra interna. Kemudian,kontraksi otot yang melapisi kelenjar prostat
yang diikuti dengan kontraksi vesika seminalis ke dalam uretra juga,yang akan
mendorong sperma lebih jauh. Semua cairan ini bercampur di uretra interna
dengan mukus yang telah disekresi oleh kelenjar bulbouretra untuk
membentuk semen. Proses yang berlangsung sampai saat ini di sebut emisi
Pengisian uretra interna dengan semen mengeluarkan sinyal
sensoris yang dihantarkan melalui nervus pudendus ke regio sakral medulla
spinalis,yang menimbulkan rasa penuh yang mendadak di organ genitalia interna. Selain
itu,sinyal sensoris ini lebih jauh lagi membangkitkan kontraksi ritmis dari
organ genitalia interna dan menyebabkan
kontraksi otot-otot iskhiokavernosus dan bulbokavernosus yang menekan
dasar jaringan erektil penis kedua pengaruh
ini menyebabkan peningkatan
tekanan ritmis seperti gelombang di kedua jaringan erektil penis dan diduktus genital serta uretra yang mengejakulasikan
semen dari uretra ke luar. Proses akhir ini disebut ejakulasi
Kesleluruhan proses emisi dan ejakulasi ini disebut orgasme pada pria. Pada akhir proses
tersebut, gairah seksual pria menghilang hampir sepenuhnya dalam waktu 1 sampai
2 menit,dan ereksi menghilang,suatu proses yang disebut resolusi.
Hormon kelamin Pria
Testis menyekresi beberapa hormon kelamin pria,yang secara
keseluruhan disebut androgen,meliputi testosteron ,dihidrotestosteron dan
androstenedion. Testosteron jumlahnya
lebih banyak dari yang lainnya sehingga dapat dianggap sebagai hormon testis
yang penting.
Testosteron di bentuk oleh sel-sel interstisial Leydig yang
terletak di celah-celah antar tubulus seminiferus . pada umumnya,testosteron
bertanggung jawab terhadap berbagai berbagai sifat maskulinisasi tubuh. Pada dasarnya tidak ada testosteron yang
dihasilkan selama masa anak-anak sampai si anak berumur kira-kira umur 10 – 13 tahun. Kemudian produksi testosteron meningkat
dengan cepat akibat rangsangan hormon-hormon gonadotropin hipofisis anterior
pada awal pubertas dan berlangsung sepanjang masa kehidupan ,
PROSES FERTILISASI
Fertilisasi adalah proses penyatuan sel telur dan sperma
yang menimbulkan terbentuknya individu baru. Proses fertilisasi dimulai saat
ovum dikeluarkan dari folikel ovarium ke dalam tuba fallopii,ovum masih membawa
serta sejumlah lapisan sel granulosa. Sebelum satu sperma dapat membuahi
ovum,sperma harus melarutkan lapisan sel granulosa tersebut,dan kemudian harus
berpenetrasi menembus selubung tebal dari ovum sendiri yaitu zona pelusida. Untuk
tercapainya tujuan tersebut,enzim-enzim yang
tersimpan di akrosom (kepala sperma) mulai dilepaskan. Diyakini bahwa
hialuronidase yang terdapat diantara enzim-enzim ini terutama penting untuk
membuka jalan di antara sel-sel granulosa sehingga sperma dapat mencapai ovum.
Saat sperma mencapai zona pelusida ovum,membran anterior
sperma berikatan secara khusus dengan protein reseptor di zona pelusida. Kemudian.dengan
cepat selururh aksorom melarut dan semua enzim akrosm dilepaskan. Dalam waktu
beberapa menit ,enzim-enzim tersebut membuka jalur penetrasi untuk masuknya
kepala sperma melewati zona pelusida ke bagian dalam ovum. Dalam waktu 30 menit
selanjutnya,membran sel kepala sperma dan oosit bersatu saatu sama lain untuk
membentuk sebuah sel tunggal. Pada saat yang sama materi genetik sperma dan oosit bergabung membentuk suatu genom sel yang
baru,yang mengandung kromosom dan gen dengan jumlah yang sama yang berasal dari
ibu dan ayah.
kesimpulan
Pada skenario dapat disimpulkan bahwa undescensus testiculorum
terjadi akibat gangguan pada saat pembentukan organ reproduksi. Pada normalnya
testis turun pada minggu ke 28 terjadi karena pembesaran ukuran pelvis dan
pemanjangan ukuran tubuh, yang cepat dibandingkan pertumbuhan gonad. Testis turun
melalui processus vaginalis yang merupakan permukaan bakal skrotum menuju
canalis inguinalis melalui ligamen gubernakulum. Selain itu turunnya testis
juga dipengaruhi oleh hormon-hormon androgen.
Terjadinya abnormalitas
pada gubernakulum dan defisiensi hormonal pada bayi akan menyebabkan terjadinya
usdescencus testikulorum atau tidak turunnya testis ke skrotum. Undescensus
testiculorum beresikoterjadi pada BBLR (kurang 2500 mg), Ibu yang terpapar
estrogen selama trimester pertama ,Kelahiran ganda (kembar 2, kembar 3),Lahir
prematur (umur kehamilan kurang 37 minggu),Berat janin yang dibawah umur
kehamilan dan Mempunyai ayah atau saudara dengan riwayat UDT
Undescencus testiculorum
harus diterapi dengan cepat karena dapat menimbulkan perusakan pada tubulus
seminiferus yang terdapat dalam testis yang sangat berperan dalam proses
spermatogenesis. Jika sampai menyebabkan kerusakan pada tubulus seminiferus
maka akan terjadi infertilitas akibat tidak mampunya menghasilkan sperma
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
- Dorland.2000,Kamus Kedokteran.EGC:Jakarta
- Ganong-William F.2001.Fisiologi Kedokteran.EGC:Jakarta
- Guyton & Hall.2011,Fisiologi Kedokteran Edisi 11.EGC:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar