Senin, 14 Mei 2012

SIstem Organa Genitalia Maskulina

Tahap 5
Learning Objective
  • Mengetahui Embriologi Sistem Reproduksi Pria
  • Mengetahui Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria 
  •  Mengetahui Proses Fertilisasi
  • Mengetahui hal yang dapat menyebabkan infertilitas pada laki-laki 
  •   Mengetahui kesimpulan yang didapat dari skenario

Presentasi Hasil belajar mandiri 

Embriologi Sistem Reproduksi Pria

Sistem genital tumbuh pada mudigah didaerah dorsal kanan dan kiri,lateral dari garis tengah. Mulai minggu ke-4 tampak suatu penonjolan/penebalan mesoderm. Tidak lama kemudian sel-sel germinativum primordial bermigrasi dari dinding yolk sac dekat dengan divertikulum allantois,dan bersama-sama sel mesenkim yang berasal dari mesoderm membentuk gonad.

Jenis kelamin suatu mudigah ditentukan pada waktu pembuahan tergantung pada tipe pronukleus pria yang membuahi pronukleus wanita. Zigot yang merupakan hasil pembuahan memiliki 44 kromosom autosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai janin wanita sedangkan zigot yang memiliki 44 kromosom autosom satu kromosom X dan satu kromosom Y akan membentuk janin pria.

pertumbuhan testis terjadi pada awal minggu ke-6 sedangkan ovarium tumbuh pada waktu belakangan.Alat genital pria berasal dari sistem duktus Wolffi. Ductus Wolffi bagian anterior menjadi ductus epididymis, dan selebihnya sampai di cloaca manjadi vas deferens. Ductus Mulleri berasal dari pembentukan alur longitudinal ductus Wolffi, kemudian menjadi saluran tersendri yang sempurna sampai ke cloaca.Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar kelamin dan atas reaksi (respon) alat-alat genital tersebut.Adanya testis yang berfungsi menyebabkan pertumbuhan alat-alat genital pria yang normal. Testis ini menyebabkan keluarnya androgen, dan faktor penekan duktus Melluri. Dikemukakan bahwa penekanan duktus Melluri tidak mempunyai hubungan dengan produksi androgen oleh testis. Androgen berperan penting dalam pertumbuhan duktus Wolffi dan genitalia eksterna pada pria.

Di tengah pertumbuhannya gonad mengalami penurunan ke bagian posterior embryo. Asalnya gonad itu berada di dekat diaphragma. Dengan lebih cepatnya proses pemanjangan tubuh ke anterior, sedangkan pertumbuhan gonad pelan, maka secara relatif gonad jadi ke belakang rongga perut. Kemudian testis sendiri akan turun ke pelvis, terus menuju ke kanjut (scrotum). Mula-mula testis itu masih berada di dekat cekukan bakal kanjut, disebut processus vaginalis. Ketika kanjut itu kian besar, terpisahlah  dari rongga pelvis. Membentuk suatu saluran sempit, inguinal canal. Waktu turun ikut juga terbawa lapisan peritoneum yang menyelaputi testis, dan sisa processus vaginalis membentuk lapisan pula sekeliling testis, tunica vaginalis. Jika testis itu gagal turun ke scrotum dan masih tetap dalam rongga perut, disebut cryptorchidism atau undescensus testiculorum.

Dalam masa grastula sebagian dari mesoderm tumbuh antara ektoderm dan entoderm disekitar membran kloaka . Hal tersebut menimbulkan penonjolan di garis tengah yang dinamakan genital tubercle. Pada pria genital tubercle membentuk penis sedangkan pada wanita membentuk clitoris

Anatomi Sistem Reproduksi laki-laki
Struktur reproduksi laki-laki terdiri dari
  • penis,testis (jamak,testes) dalam kantong skrotum 
  •  sistem duktus yang terdiri dari
>  epididimis(jamak,epididimidis), 
>    vas deferens,
>  duktus ejakulatorius,
>  dan uretra;
  • Dan glandula asesoria yang terdiri dari
>  vesika seminalis,
>  kelenjar prostat,
>  dan kelenjar bulbouretralis
Testes bagian dalam  terbagi atas lobulus yang terdiri dari tubulus seminiferus,sel-sel sertoli dan sel-sel Leydig. Produksi sperma atau spermatogenesis,terjadi pada tubulus seminiferus. Sel-sel Leydig mensekresi testosteron. Pada bagian posterior tiap-tiap testis,terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis. Bagian kepalanya berhubungan dengan duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis,dan bagian ekornya terus berlanjut ke vas deferens. Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis yang membentang hingga ke duktus vesika seminalis,kemudian bergabung membentuk duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung  dengan uretra yang merupakan saluran keluar bersama,baik untuk sperma maupun kemih. Kelenjar asesoria juga mempunyai hubungan dengan sistem duktus. Prostat mengelilingi leher kandung kemih dan uretra bagian atas. Saluran-saluran kelenjar bermuara pada uretra. Kelenjar bulbouretralis (kelenjar Cowper) terletak dekat meatus uretra.Penis terdiri dari 3 massa jaringan erektil berbentuk silinder memanjang yang memberi bentuk pada penis. Lapisan dalamnya adalah korpus spongiosum yang membungkus uretra,dan dua masssa paralel di bagian luarnya,yaitu korpus kevernosum. Ujung distal penis,dikenal sebagai glans,ditutupi oleh prepusium (kulup). Prepusium dapat dilepas dengan pembedahan (sirkumsisi,sunat).
Fisiologi Sistem Reproduksi Laki-Laki
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus selama masa seksual aktif akibat stimulasi oleh hormon gonadotropik hipofisis anterior yang dimulai rata-rata pada umur 13 tahun dan terus berlanjut hampir di seluruh kehidupan,namun sangat menurun pada usia tua.
Tahap-tahap Spermatogenesis
·         Sel germinal primordial bermigrasi ke dalam testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut spermatogonia yang berada di dua atau tiga lapisan permukaan dalam tubulus seminiferus
·         Spermatogonia mulai mulai mengalami pembelahan mitosis yang dimulai pada saat pubertas  dan terus berproliferasi
·         Sebagian dari sel anak tetap menjadi spermatogonia dan yang lainnya berjalan ke lumen tubulus seminiferus dan membesar spermatosit primer
·         Spermatosit primer akan menjalani pemebelahan miosis sehingga terbentuk dua spermatosit sekunder.
·         Masing-masing spermatosit sekunder akan mengalami pemebelahan miosis yang kedua,yang mengahasilkan dua spermatid
·         Setelah itu ,tidak terjadi pembelahan lebih lanjut,dan masing-masing spermatid akan menjalani proses pematangan dan berdiferensiasi menjadi sperma yang matang dengan bagian kepala,leher,badan dan ekor
Dengan demikian ,dapat disimpulkan bahwa satu spermatogonia akan menjadi empat sperma . sperma akan disimpan di epididimis dan vas deferens,dan kesuburannya dapat bertahan sampai 42 hari.  Sperma yang normal bergerak dalam medium cair dengan kecepatan 1 sampai 4 mm/menit. Kecepatan ini akan memungkinkan sperma untuk bergerak melalui traktus genitalia wanita untuk mencapai ovum.
Faktor-faktor hormonal yang merangsang spermatogenesis
Beberapa hormon memainkan peranan yang penting dalam spermatogenesis. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut
No
Hormon
Disekresikan oleh
Fungsi
1
Testosteron
Sel-sel Leydig  yang terletak di interstisium testis
Penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis
2
Luteinizing Hormone (LH)
Kelenjar hipofisis anterior
Merangsang sel-sel Leydig untuk menyekresi tesosteron
3
Hormon perangsang  folikel (FSH)
Kelenjar hipofisis anterior
Merangsang sel-sel Sertoli,tanpa rangsangan ini pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi
4
Estrogen
Dibentuk dari testosteron oleh sel-sel Sertoli
Penting untuk spermiogenesis
5
Hormon Pertumbuhan ( GH)

Mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis.

Aksi Seksual Pria
Sumber sinyal saraf sensoris yang paling penting untuk memulai aksi seksual pria adalah glans penis. Glans penis mengandung sistem organ akhir sensorik yang sangat sensitif yang meneruskan modalitas sensasi khusus yang disebut sensasi seksual kedalam sistem saraf pusat. Aksi gesekan meluncur pada hubungan seksual terhadap glans oenis merangsang organ akhir sensoris,dan sinyal sensasi seksual selanjutnya menjalar melalui saraf pudensus kemudian melalui pleksus sakralis ke dalam bagian sakral dari medulla spinalis dan akhirnya dari medulla sampai daerah yang belum diidentifikasi oleh otak.
Namun aksi seksual pria juga dapat juga terjadi karena rangsangan pada daerah yang berdekatan dengan glans penis contohnya rangsangan pada epitel anus,skrotum, dan struktur perineum lainnya yang secara umum dapat mengirim sinyal ke medulla yang akan meningkatkan sensasi seksual .
Tahap-tahap aksi seksual pada pria
  •   Ereksi  Penis
Ereksi penis adalah kondisi dimana penis menjadi keras dan memanjang hal ini terjadi akibat tekanan yang tinggi di dalam sinusoid yang menyebabkan penggembungan jaringan erektil. Pada awalnya ereksi terjadi karena adanya impuls saraf parasimpatis yang menjalar dari bagian sakral  medulla spinalis melalui saraf-saraf pelvis ke penis. Serabut parasimpatis ini melepaskan Nitrit oxide yang berfungsi melebarkan arteri-arteri penis dan juga merelaksasi jaringan trabekula serabut otot polos di jaringan erektil dari korpus kavernosa dan korpus spongiosum dalam batang penis. Jaringan erektil ini terdiri atas sinusoid-sinusoid kavernosa yang lebar,yang  normalnya tidak terisi penuh darah namun menjadi sangat berdilatasi ketika darah arteri mengalir ke dalamnya. Hal ini menyebabkan terjadinya tekanan yang tinggi dalam sinusoid dan menyebabkan terjadinya ereksi.
  •   Emisi dan Ejakulasi
Emisi dan ejakulasi adalah puncak dari seksual pria. Emisi dimulai dengan kontraksi vas deferens dan ampula yang menyebabkan keluarnya sperma ke dalam uretra interna. Kemudian,kontraksi otot yang melapisi kelenjar prostat yang diikuti dengan kontraksi vesika seminalis ke dalam uretra juga,yang akan mendorong sperma lebih jauh. Semua cairan ini bercampur di uretra  interna  dengan mukus yang telah disekresi oleh kelenjar bulbouretra untuk membentuk semen. Proses yang berlangsung sampai saat ini di sebut emisi
Pengisian uretra interna dengan semen mengeluarkan sinyal sensoris yang dihantarkan melalui nervus pudendus ke regio sakral medulla spinalis,yang menimbulkan rasa penuh yang mendadak di organ genitalia interna. Selain itu,sinyal sensoris ini lebih jauh lagi membangkitkan kontraksi ritmis dari organ genitalia interna dan menyebabkan  kontraksi otot-otot iskhiokavernosus dan bulbokavernosus yang menekan dasar jaringan erektil penis kedua pengaruh  ini menyebabkan  peningkatan tekanan ritmis seperti gelombang di kedua jaringan erektil penis dan diduktus  genital serta uretra yang mengejakulasikan semen dari uretra ke luar. Proses akhir ini disebut ejakulasi

Kesleluruhan proses emisi dan ejakulasi ini disebut orgasme pada pria. Pada akhir proses tersebut, gairah seksual pria menghilang hampir sepenuhnya dalam waktu 1 sampai 2 menit,dan ereksi menghilang,suatu proses yang disebut resolusi.
Hormon kelamin Pria
Testis menyekresi beberapa hormon kelamin pria,yang secara keseluruhan disebut androgen,meliputi testosteron ,dihidrotestosteron dan androstenedion. Testosteron  jumlahnya lebih banyak dari yang lainnya sehingga dapat dianggap sebagai hormon testis yang penting.
Testosteron di bentuk oleh sel-sel interstisial Leydig yang terletak di celah-celah antar tubulus seminiferus . pada umumnya,testosteron bertanggung jawab terhadap berbagai berbagai sifat maskulinisasi tubuh.  Pada dasarnya tidak ada testosteron yang dihasilkan selama masa anak-anak sampai si anak berumur kira-kira umur 10 – 13  tahun. Kemudian produksi testosteron meningkat dengan cepat akibat rangsangan hormon-hormon gonadotropin hipofisis anterior pada awal pubertas dan berlangsung sepanjang masa kehidupan ,
PROSES FERTILISASI


Fertilisasi adalah proses penyatuan sel telur dan sperma yang menimbulkan terbentuknya individu baru. Proses fertilisasi dimulai saat ovum dikeluarkan dari folikel ovarium ke dalam tuba fallopii,ovum masih membawa serta sejumlah lapisan sel granulosa. Sebelum satu sperma dapat membuahi ovum,sperma harus melarutkan lapisan sel granulosa tersebut,dan kemudian harus berpenetrasi menembus selubung tebal dari ovum sendiri yaitu zona pelusida. Untuk tercapainya tujuan tersebut,enzim-enzim yang  tersimpan di akrosom (kepala sperma) mulai dilepaskan. Diyakini bahwa hialuronidase yang terdapat diantara enzim-enzim ini terutama penting untuk membuka jalan di antara sel-sel granulosa sehingga sperma dapat mencapai ovum.
Saat sperma mencapai zona pelusida ovum,membran anterior sperma berikatan secara khusus dengan protein reseptor di zona pelusida. Kemudian.dengan cepat selururh aksorom melarut dan semua enzim akrosm dilepaskan. Dalam waktu beberapa menit ,enzim-enzim tersebut membuka jalur penetrasi untuk masuknya kepala sperma melewati zona pelusida ke bagian dalam ovum. Dalam waktu 30 menit selanjutnya,membran sel kepala sperma dan oosit bersatu saatu sama lain untuk membentuk sebuah sel tunggal. Pada saat yang sama materi genetik  sperma dan oosit  bergabung membentuk suatu genom sel yang baru,yang mengandung kromosom dan gen dengan jumlah yang sama yang berasal dari ibu dan ayah.
kesimpulan 


Pada skenario dapat disimpulkan bahwa undescensus testiculorum terjadi akibat gangguan pada saat pembentukan organ reproduksi. Pada normalnya testis turun pada minggu ke 28 terjadi karena pembesaran ukuran pelvis dan pemanjangan ukuran tubuh, yang cepat dibandingkan pertumbuhan gonad. Testis turun melalui processus vaginalis yang merupakan permukaan bakal skrotum menuju canalis inguinalis melalui ligamen gubernakulum. Selain itu turunnya testis juga dipengaruhi oleh hormon-hormon androgen.
Terjadinya abnormalitas pada gubernakulum dan defisiensi hormonal pada bayi akan menyebabkan terjadinya usdescencus testikulorum atau tidak turunnya testis ke skrotum. Undescensus testiculorum beresikoterjadi pada BBLR (kurang 2500 mg), Ibu yang terpapar estrogen selama trimester pertama ,Kelahiran ganda (kembar 2, kembar 3),Lahir prematur (umur kehamilan kurang 37 minggu),Berat janin yang dibawah umur kehamilan dan Mempunyai ayah atau saudara dengan riwayat UDT
Undescencus testiculorum harus diterapi dengan cepat karena dapat menimbulkan perusakan pada tubulus seminiferus yang terdapat dalam testis yang sangat berperan dalam proses spermatogenesis. Jika sampai menyebabkan kerusakan pada tubulus seminiferus maka akan terjadi infertilitas akibat tidak mampunya menghasilkan sperma 

Daftar Pustaka 
  • Dorland.2000,Kamus Kedokteran.EGC:Jakarta 
  • Ganong-William F.2001.Fisiologi Kedokteran.EGC:Jakarta 
  • Guyton & Hall.2011,Fisiologi Kedokteran Edisi 11.EGC:Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar