Daerah
yang sudah sekitar 9 bulan aq tempati. Tidak terasa memang waktu berjalan begitu
cepat. Sudah banyak hal-hal yang terlewati. Dari yang dulunya tak pernah kenal
banyak orag yang berasal dari aceh dan sekarang aq punya banyak teman dengan
suku aceh .
dulunya aq sama sekali ga pernah ngebayangin untuk tinggal di aceh. Bahkan terpikirkan
pun tidak. Tapi takdir berkata lain aceh mnjadi tempatq merantau. Merantau untuk
meraih cita-cita yang selama ini sangat aq impi2kan.
tinggal di daerah yang punya bahasa daerahnya tersendiri mengharuskan kita setidaknya mengerti sedikit2
bahasa daerah tersebut. Indonesia memang kaya akan budaya dan bahasa. Di aceh
saja terdiri banyak bahasa mulai dari bahasa aceh asli, bahasa gayo dan bahasa
tapak tuan. Karena hal ini,aq jdi kepengen bisa bahasa aceh. Kepengen bisa
ngerti apa yang diomongin sama orang dsekitarq. Akhirnya aq dapat beberapa
kalimat2 yang masih awal tuk q pelajari. Q akui bahasa aceh cukup sulit tuk
dipelajari tapi hruz usaha niy mga2 bisa ehehhhe
ni dy kalimat2 yang biasa qt gunain sehari-hari. Jadi keingat pas belajar bhsa
arab sama bahasa inggris pas dpesantren dulu hehehh
Mengetahui Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi
Pria
Mengetahui Proses Fertilisasi
Mengetahui hal yang dapat menyebabkan
infertilitas pada laki-laki
Mengetahui kesimpulan yang didapat dari skenario
Presentasi Hasil belajar
mandiri
Embriologi Sistem Reproduksi Pria
Sistem genital tumbuh pada mudigah didaerah dorsal kanan dan kiri,lateral dari garis tengah. Mulai minggu ke-4 tampak suatu penonjolan/penebalan mesoderm. Tidak lama kemudian sel-sel germinativum primordial bermigrasi dari dinding yolk sac dekat dengan divertikulum allantois,dan bersama-sama sel mesenkim yang berasal dari mesoderm membentuk gonad.
Jenis kelamin suatu mudigah ditentukan pada waktu pembuahan tergantung pada tipe pronukleus pria yang membuahi pronukleus wanita. Zigot yang merupakan hasil pembuahan memiliki 44 kromosom autosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai janin wanita sedangkan zigot yang memiliki 44 kromosom autosom satu kromosom X dan satu kromosom Y akan membentuk janin pria.
pertumbuhan testis terjadi pada awal minggu ke-6 sedangkan ovarium tumbuh pada waktu belakangan.Alat genital pria berasal dari sistem duktus Wolffi. Ductus Wolffi bagian anterior menjadi ductus epididymis, dan selebihnya
sampai di cloaca manjadi vas deferens. Ductus Mulleri berasal dari
pembentukan alur longitudinal ductus Wolffi, kemudian menjadi saluran
tersendri yang sempurna sampai ke cloaca.Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar kelamin dan atas reaksi (respon) alat-alat genital tersebut.Adanya testis yang berfungsi menyebabkan pertumbuhan alat-alat genital pria yang normal. Testis ini menyebabkan keluarnya androgen, dan faktor penekan duktus Melluri. Dikemukakan bahwa penekanan duktus Melluri tidak mempunyai hubungan dengan produksi androgen oleh testis. Androgen berperan penting dalam pertumbuhan duktus Wolffi dan genitalia eksterna pada pria.
Di tengah pertumbuhannya gonad mengalami penurunan ke bagian posterior
embryo. Asalnya gonad itu berada di dekat diaphragma. Dengan lebih
cepatnya proses pemanjangan tubuh ke anterior, sedangkan pertumbuhan
gonad pelan, maka secara relatif gonad jadi ke belakang rongga perut.
Kemudian testis sendiri akan turun ke pelvis, terus menuju ke kanjut
(scrotum). Mula-mula testis itu masih berada di dekat cekukan bakal
kanjut, disebut processus vaginalis. Ketika kanjut itu kian besar,
terpisahlah dari rongga pelvis. Membentuk suatu saluran sempit,
inguinal canal. Waktu turun ikut juga terbawa lapisan peritoneum yang
menyelaputi testis, dan sisa processus vaginalis membentuk lapisan pula
sekeliling testis, tunica vaginalis. Jika testis itu gagal turun ke scrotum dan masih tetap dalam rongga
perut, disebut cryptorchidism atau undescensus testiculorum.
Dalam masa grastula sebagian dari mesoderm tumbuh antara ektoderm dan entoderm disekitar membran kloaka . Hal tersebut menimbulkan penonjolan di garis tengah yang dinamakan genital tubercle. Pada pria genital tubercle membentuk penis sedangkan pada wanita membentuk clitoris
Anatomi Sistem
Reproduksi laki-laki
Struktur reproduksi laki-laki terdiri dari
penis,testis (jamak,testes) dalam kantong
skrotum
sistem duktus yang terdiri dari
>epididimis(jamak,epididimidis),
> vas deferens,
> duktus ejakulatorius,
>dan uretra;
Dan glandula asesoria yang terdiri dari
>vesika seminalis,
>kelenjar prostat,
>dan kelenjar bulbouretralis
Testes bagian dalam terbagi
atas lobulus yang terdiri dari tubulus seminiferus,sel-sel sertoli dan sel-sel
Leydig. Produksi sperma atau spermatogenesis,terjadi pada tubulus seminiferus. Sel-sel
Leydig mensekresi testosteron. Pada bagian posterior tiap-tiap testis,terdapat
duktus melingkar yang disebut epididimis. Bagian kepalanya berhubungan dengan
duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis,dan bagian ekornya
terus berlanjut ke vas deferens. Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis
yang membentang hingga ke duktus vesika seminalis,kemudian bergabung membentuk
duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung dengan uretra yang merupakan saluran keluar
bersama,baik untuk sperma maupun kemih. Kelenjar asesoria juga mempunyai
hubungan dengan sistem duktus. Prostat mengelilingi leher kandung kemih dan
uretra bagian atas. Saluran-saluran kelenjar bermuara pada uretra. Kelenjar bulbouretralis
(kelenjar Cowper) terletak dekat meatus uretra.Penis terdiri dari 3 massa
jaringan erektil berbentuk silinder memanjang yang memberi bentuk pada penis. Lapisan
dalamnya adalah korpus spongiosum yang membungkus uretra,dan dua masssa paralel
di bagian luarnya,yaitu korpus kevernosum. Ujung distal penis,dikenal sebagai
glans,ditutupi oleh prepusium (kulup). Prepusium dapat dilepas dengan
pembedahan (sirkumsisi,sunat).
Fisiologi Sistem
Reproduksi Laki-Laki
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus selama masa
seksual aktif akibat stimulasi oleh hormon gonadotropik hipofisis anterior yang
dimulai rata-rata pada umur 13 tahun dan terus berlanjut hampir di seluruh
kehidupan,namun sangat menurun pada usia tua.
Tahap-tahap Spermatogenesis
·Sel germinal primordial bermigrasi ke dalam
testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut spermatogonia yang berada
di dua atau tiga lapisan permukaan dalam tubulus seminiferus
·Spermatogonia mulai mulai mengalami pembelahan
mitosis yang dimulai pada saat pubertas
dan terus berproliferasi
·Sebagian dari sel anak tetap menjadi
spermatogonia dan yang lainnya berjalan ke lumen tubulus seminiferus dan
membesar spermatosit primer
·Spermatosit primer akan menjalani pemebelahan
miosis sehingga terbentuk dua spermatosit sekunder.
·Masing-masing spermatosit sekunder akan mengalami
pemebelahan miosis yang kedua,yang mengahasilkan dua spermatid
·Setelah itu ,tidak terjadi pembelahan lebih
lanjut,dan masing-masing spermatid akan menjalani proses pematangan dan
berdiferensiasi menjadi sperma yang matang dengan bagian kepala,leher,badan dan
ekor
Dengan demikian ,dapat disimpulkan bahwa satu spermatogonia
akan menjadi empat sperma . sperma akan disimpan di epididimis dan vas
deferens,dan kesuburannya dapat bertahan sampai 42 hari. Sperma yang normal bergerak dalam medium cair
dengan kecepatan 1 sampai 4 mm/menit. Kecepatan ini akan memungkinkan sperma
untuk bergerak melalui traktus genitalia wanita untuk mencapai ovum.
Faktor-faktor hormonal yang merangsang spermatogenesis
Beberapa hormon memainkan peranan yang penting dalam
spermatogenesis. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut
No
Hormon
Disekresikan oleh
Fungsi
1
Testosteron
Sel-sel Leydig yang terletak
di interstisium testis
Penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis
2
Luteinizing Hormone (LH)
Kelenjar hipofisis anterior
Merangsang sel-sel Leydig untuk menyekresi tesosteron
3
Hormon perangsang folikel
(FSH)
Kelenjar hipofisis anterior
Merangsang sel-sel Sertoli,tanpa rangsangan ini pengubahan spermatid
menjadi sperma tidak akan terjadi
4
Estrogen
Dibentuk dari testosteron oleh sel-sel Sertoli
Penting untuk spermiogenesis
5
Hormon Pertumbuhan ( GH)
Mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis.
Aksi Seksual Pria
Sumber sinyal saraf sensoris yang paling penting untuk
memulai aksi seksual pria adalah glans
penis. Glans penis mengandung sistem organ akhir sensorik yang sangat
sensitif yang meneruskan modalitas sensasi khusus yang disebut sensasi seksual
kedalam sistem saraf pusat. Aksi gesekan meluncur pada hubungan seksual
terhadap glans oenis merangsang organ akhir sensoris,dan sinyal sensasi seksual
selanjutnya menjalar melalui saraf pudensus kemudian melalui pleksus sakralis
ke dalam bagian sakral dari medulla spinalis dan akhirnya dari medulla sampai
daerah yang belum diidentifikasi oleh otak.
Namun aksi seksual pria juga dapat juga terjadi karena
rangsangan pada daerah yang berdekatan dengan glans penis contohnya rangsangan
pada epitel anus,skrotum, dan struktur perineum lainnya yang secara umum dapat
mengirim sinyal ke medulla yang akan meningkatkan sensasi seksual .
Tahap-tahap aksi seksual pada pria
Ereksi Penis
Ereksi penis adalah kondisi dimana penis menjadi keras dan
memanjang hal ini terjadi akibat tekanan yang tinggi di dalam sinusoid yang
menyebabkan penggembungan jaringan erektil. Pada awalnya ereksi terjadi karena
adanya impuls saraf parasimpatis
yang menjalar dari bagian sakral medulla
spinalis melalui saraf-saraf pelvis ke penis. Serabut parasimpatis ini
melepaskan Nitrit oxide yang
berfungsi melebarkan arteri-arteri penis dan juga merelaksasi jaringan
trabekula serabut otot polos di jaringan erektil dari korpus kavernosa dan
korpus spongiosum dalam batang penis. Jaringan erektil ini terdiri atas
sinusoid-sinusoid kavernosa yang lebar,yang
normalnya tidak terisi penuh darah namun menjadi sangat berdilatasi
ketika darah arteri mengalir ke dalamnya. Hal ini menyebabkan terjadinya
tekanan yang tinggi dalam sinusoid dan menyebabkan terjadinya ereksi.
Emisi dan Ejakulasi
Emisi dan ejakulasi adalah puncak dari seksual pria. Emisi dimulai
dengan kontraksi vas deferens dan ampula yang menyebabkan keluarnya sperma ke
dalam uretra interna. Kemudian,kontraksi otot yang melapisi kelenjar prostat
yang diikuti dengan kontraksi vesika seminalis ke dalam uretra juga,yang akan
mendorong sperma lebih jauh. Semua cairan ini bercampur di uretra interna
dengan mukus yang telah disekresi oleh kelenjar bulbouretra untuk
membentuk semen. Proses yang berlangsung sampai saat ini di sebut emisi
Pengisian uretra interna dengan semen mengeluarkan sinyal
sensoris yang dihantarkan melalui nervus pudendus ke regio sakral medulla
spinalis,yang menimbulkan rasa penuh yang mendadak di organ genitalia interna. Selain
itu,sinyal sensoris ini lebih jauh lagi membangkitkan kontraksi ritmis dari
organ genitalia interna dan menyebabkan
kontraksi otot-otot iskhiokavernosus dan bulbokavernosus yang menekan
dasar jaringan erektil penis kedua pengaruh
ini menyebabkan peningkatan
tekanan ritmis seperti gelombang di kedua jaringan erektil penis dan diduktus genital serta uretra yang mengejakulasikan
semen dari uretra ke luar. Proses akhir ini disebut ejakulasi
Kesleluruhan proses emisi dan ejakulasi ini disebut orgasme pada pria. Pada akhir proses
tersebut, gairah seksual pria menghilang hampir sepenuhnya dalam waktu 1 sampai
2 menit,dan ereksi menghilang,suatu proses yang disebut resolusi.
Hormon kelamin Pria
Testis menyekresi beberapa hormon kelamin pria,yang secara
keseluruhan disebut androgen,meliputi testosteron ,dihidrotestosteron dan
androstenedion. Testosteron jumlahnya
lebih banyak dari yang lainnya sehingga dapat dianggap sebagai hormon testis
yang penting.
Testosteron di bentuk oleh sel-sel interstisial Leydig yang
terletak di celah-celah antar tubulus seminiferus . pada umumnya,testosteron
bertanggung jawab terhadap berbagai berbagai sifat maskulinisasi tubuh. Pada dasarnya tidak ada testosteron yang
dihasilkan selama masa anak-anak sampai si anak berumur kira-kira umur 10 – 13 tahun. Kemudian produksi testosteron meningkat
dengan cepat akibat rangsangan hormon-hormon gonadotropin hipofisis anterior
pada awal pubertas dan berlangsung sepanjang masa kehidupan ,
PROSES FERTILISASI
Fertilisasi adalah proses penyatuan sel telur dan sperma
yang menimbulkan terbentuknya individu baru. Proses fertilisasi dimulai saat
ovum dikeluarkan dari folikel ovarium ke dalam tuba fallopii,ovum masih membawa
serta sejumlah lapisan sel granulosa. Sebelum satu sperma dapat membuahi
ovum,sperma harus melarutkan lapisan sel granulosa tersebut,dan kemudian harus
berpenetrasi menembus selubung tebal dari ovum sendiri yaitu zona pelusida. Untuk
tercapainya tujuan tersebut,enzim-enzim yang
tersimpan di akrosom (kepala sperma) mulai dilepaskan. Diyakini bahwa
hialuronidase yang terdapat diantara enzim-enzim ini terutama penting untuk
membuka jalan di antara sel-sel granulosa sehingga sperma dapat mencapai ovum.
Saat sperma mencapai zona pelusida ovum,membran anterior
sperma berikatan secara khusus dengan protein reseptor di zona pelusida. Kemudian.dengan
cepat selururh aksorom melarut dan semua enzim akrosm dilepaskan. Dalam waktu
beberapa menit ,enzim-enzim tersebut membuka jalur penetrasi untuk masuknya
kepala sperma melewati zona pelusida ke bagian dalam ovum. Dalam waktu 30 menit
selanjutnya,membran sel kepala sperma dan oosit bersatu saatu sama lain untuk
membentuk sebuah sel tunggal. Pada saat yang sama materi genetik sperma dan oosit bergabung membentuk suatu genom sel yang
baru,yang mengandung kromosom dan gen dengan jumlah yang sama yang berasal dari
ibu dan ayah.
kesimpulan
Pada skenario dapat disimpulkan bahwa undescensus testiculorum
terjadi akibat gangguan pada saat pembentukan organ reproduksi. Pada normalnya
testis turun pada minggu ke 28 terjadi karena pembesaran ukuran pelvis dan
pemanjangan ukuran tubuh, yang cepat dibandingkan pertumbuhan gonad. Testis turun
melalui processus vaginalis yang merupakan permukaan bakal skrotum menuju
canalis inguinalis melalui ligamen gubernakulum. Selain itu turunnya testis
juga dipengaruhi oleh hormon-hormon androgen.
Terjadinya abnormalitas
pada gubernakulum dan defisiensi hormonal pada bayi akan menyebabkan terjadinya
usdescencus testikulorum atau tidak turunnya testis ke skrotum. Undescensus
testiculorum beresikoterjadi pada BBLR (kurang 2500 mg), Ibu yang terpapar
estrogen selama trimester pertama ,Kelahiran ganda (kembar 2, kembar 3),Lahir
prematur (umur kehamilan kurang 37 minggu),Berat janin yang dibawah umur
kehamilan dan Mempunyai ayah atau saudara dengan riwayat UDT
Undescencus testiculorum
harus diterapi dengan cepat karena dapat menimbulkan perusakan pada tubulus
seminiferus yang terdapat dalam testis yang sangat berperan dalam proses
spermatogenesis. Jika sampai menyebabkan kerusakan pada tubulus seminiferus
maka akan terjadi infertilitas akibat tidak mampunya menghasilkan sperma
Tedy ,
seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran sedang menjalani kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kesehatan Anak. Pada suatu hari, ketika Tedy
mendapat giliran dinas malam di
IGD, Andin
menemukan ada bayi laki-laki yang baru lahir dengan dugaan undencensus
testiculorum, scrotumnya kosong tidak teraba testis
didalamnya. Tedy berusaha mengingat
kembali
teori tentang tahapan pembentukan organ reproduksi dan penyebab timbulnya
kelainan
tersebut.
Selain itu Tedy juga melakukan pemeriksaan terhadap semua alat genitalia
eksterna ,
khawatir
jika ada gangguan yang lain. Kelainan ini perlu segera diterapi, karena kalau
terlambat
dapat
terjadi kerusakan pada tubulus seminiferus yang terdapat dalam testis sehingga
terjadi
infertilitas.
Tedy
teringat dengan kasus yang dialami oleh temannya, yang didiagnosis dokter
mengalami
kolpomenorrhoe karena hymen vaginalisnya yang tertutup. Dia menduga semua ini
juga
terkait
dengan proses pembentukan organ reproduksi pada wanita.Bagaimana anda
menjelaskan apa
yang
terjadi pada bayi yang baru lahir tersebut ?
terangkan
dengan perkembangan susunan makroskopik dan mikroskopik dari susunan reproduksi
?
TAHAP 1
IDENTIFIKASI
ISTILAH
·Undescensus testiculorum (kriptorkismus) adalah suatu
kondisi dimana testis tidak dijumpai pada tempat yang semestinya yaitu di dalam
skrotum
·Scrotum adalah kantung berisi testis dan organ penyertanya
·Testis adalah gonad jantan,salah satu kelenjar berbentuk
telur yang secara normal terletak di dalam skrotum dimana spermatozoa
berkembang
·Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak
·Genetalia eksterna adalah organ reproduksi yang terletak diluar
tubuh termasuk diantaranya adalah skrotum,penis dan saluran kemih pada
pria
·Tubulus seminiferus adalah tubulus yang tersusun dari jaringan
ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi
pada saat spermatogenesis
·Infertilitas adalah kurangnya atau hilangnya kemampuan untuk
menghasilkan keturunan
·Kolpomenorrhoe adalah
·Hymen vaginalis adalah lipatan membranosa yang menutupi seluruh
atau sebagian orifisium eksternal vagina
3.Sebutkan
apa sajakah organa genitalia maskulina beserta fungsinya?
4.Terapi
apa yang perlu dilakukan pada undescensus testiculorum?
5.Apa
saja yang menyebabkan terjadinya infertilitas pada pria ?
TAHAP 3
ANALISA
MASALAH
1.Tahap
pembentukan organ reproduksi melalui 3 tahap
·Tahap genetik
Tahap
genetik tergantung kombinasi genetik pada tahapkonsepsi. Jika sperma yang
membawa kromosom Y bertemu dengan oosit,terbentuklah anak laki-laki,
sedangkan jika sperma yang membawakromosom X yang bertemu dengan oosit, maka
yang terbentuk anakperempuan.
·Tahap gonad,
perkembangan
testes atau ovarium. Selama bulan pertama gestasi, semua embrio berpotensi
untuk menjadi pria atau wanita, karena perkembangan jaringan reproduksi
keduanya identik dan tidak berbeda. Penampakan khusus gonad terlihat selama
usia 7 minggu di dalam uterus, ketika jaringan gonad pria membentuk testes di
bawah pengaruh sex-determining region kromosom Y (SRY), sebuah gen yang
bertanggung jawab pada seks determination. SRY menstimulasi produksi antigen
H-Y oleh sel kelenjar primitif. Antigen H-Y adalah protein membran plasma
spesifik yang ditemukan hanya pada pria yang secara langsung membentuk testes
dari gonad. Pada wanita tidak terdapat SRY, sehingga tidak ada antigen H-Y,
sehingga jaringan gonad baru mulai berkembang setelah 9 minggu kehamilan
membentuk ovarium.
·Tahap fenotip (anatomi) seks
Tahap
fenotip tergantung pada tahap genetik dan gonad. Diferensiasi membentuk sistem
reproduksi pria diinduksi oleh androgen, hormon maskulin yang disekresi oleh
testes. Usia 10-12 minggu kehamilan, jenis kelamin
secara
mudah dapa dibedakan secara anatomi pada genitalia eksternal. Meskipun
perkembangan genitalia eksterna pria dan wanita tidak berbeda pada jaringan
embrio, tetapi tidak pada saluran reproduksi. Dua sistem
duktus
primitif, yaitu duktus Wolffian dan Mullerian menentukan terbentuknya pria atau
wanita
2.Penyebab
terjadinya undescensus testiculorum
A.
Abnormalitas gubernakulum testis
Penurunan
testis dipandu oleh gubernakulum. Massa gubernakulum yang besar akan
mendilatasi jalan testis, kontraksi, involusi, dan traksi serta fiksasi pada
skrotum akan menempatkan testis dalam kantong skrotum. Ketika tesis telah
berada di kantong skrotum gubernakulum akan diresorbsi (Backhouse, 1966) Bila
struktur ini tidak terbentuk atau terbentuk abnormal akan menyebabkan
maldesensus testis.
B. Defek
intrinsik testis
Maldesensus
dapat disebabkan disgenesis gonadal dimana kelainan ini membuat testis tidak
sensitif terhadap hormon gonadotropin. Teori ini merupakan penjelasan terbaik
pada kasus kriptorkismus unilateral. Juga untuk menerangkan mengapa pada pasien
dengan kriptorkismus bilateral menjadi steril ketika diberikan terapi definitif
pada umur yang optimum. Banyak kasus kriptorkismus yang secara histologis
normal saat lahir, tetapi testisnya menjadi atrofi / disgenesis pada akhir usia
1 tahun dan jumlah sel germinalnya sangat berkurang pada akhir usia 2 tahun.
C.Defisiensi
stimulasi hormonal / endokrin
Hormon
gonadotropin maternal yang inadequat menyebabkan desensus inkomplet. Hal ini
memperjelas kasus kriptorkismus bilateral pada bayi prematur ketika
perkembangan gonadotropin maternal tetap dalam kadar rendah sampai 2 minggu
terakhir kehamilan. Tetapi teori ini sulit diterapkan pada kriptorkismus unilateral.
Tingginya kriptorkismus pada prematur diduga terjadi karena tidak adequatnya
HCG menstimulasi pelepasan testosteron masa fetus akibat dari imaturnya sel
Leydig dan imaturnya aksis hipothalamus-hipofisis-testis. Dilaporkan suatu
percobaan menunjukkan desensus testis tidak terjadi pada mamalia yang
hipofisenya telah diangkat .Rasfer et al (1986) memperlihatkan penurunan testis
dimediasi oleh androgen yang diatur lebih tinggi oleh gonadotropin pituitary.
Proses ini memicu kadar dihidrotestotsteron yang cukup tinggi, dengan hasil
testis mempunyai akses yang bebas ke skrotum. Toppari & Kaleva menyebut
defek dari aksis hipotalamus-pituitary-gonadal akan mempengaruhi turunnya
testis. Hormon utama yang mengatur testis adalah LH dan FSH yang doproduksi oleh
sel basofilik di pituitary anterior yang diatur oleh LHRH. FSH akan
mempengaruhi mempengaruhi sel sertoli, epitel tubulus seminiferus. Kadar FSH
naik pada kelainan testis
Kriptorkismus
yang disertai defisiensi gonadotropin dan adrenal hipoplasia kongenital mungkin
berhubungan dengan sifat herediter. Corbus dan O’Connor, Perreh dan O’Rourke
melaporkan beberapa generasi kriptorkismus dalam satu keluarga. Juga ada
penelitian yang menunjukkan tidak aktifnya hormon Insulin Like Factor 3
( Insl3) sangat mempengaruhi desensus testis . Insl3 diperlukan untuk
diferensiasi dan proliferasi gubernakulum. Faktor lain yang diduga berperan
ialah berkurangnya stimulating substances yang diproduksi oleh nervus
genitofemoralis
3.Organa
Genitalia Maskulina
Organ reproduksi pria dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu :
1.Organ genitalia eksterna
·Penis.
·Skrotum.
2.Organ genitalia interna :
·Testis.
·Epididimis.
·Vas
deferens.
·Vesikula seminalis.
·Prostat.
·Uretra.
ORGAN GENITALIA EKSTERNA PRIA1.
PENIS
Suatu organ yang berbentuk bulat
memanjang dan memiliki ujungberbentuk seperti helm disebut Glans penis, yang di
penuhi serabutsaraf sehingga akan membuat penis menjadi sangat peka
dansensitif. Penis memiliki kulit pembungkus yang disebut preputium.Struktur
penis tidak memiliki tulang, hanya jaringan seperti busayang di penuhi pembuluh
darah. Ereksi terjadi karena rangsanganyang membuat darah dalam jumlah besar
mengalir dan memenuhipembuluh darah penis sehingga penis menjadi besar, tegang
dankeras.
2.SKROTUM
Suatu kantung yang terdiri dari
kulit dan otot yang membungkus testis ataubuah zakar.
Skrotum mempunyai fungsi untuk
mempertahankan suhu testis dibawahsuhu tubuh (2
C dibawah suhu tubuh) yang sangat
penting untuk prosesspermatogenesis.
ORGAN GENITALIA INTERNA PRIA
1.TESTIS
Testis berjumlah dua buah,
berbentuk bulat lonjong dan menggantungpada pangkal penis. Menghasilkan sel
sperma yang dibentuk pada TubulusSeminiferus dalam proses permatogenesis.
Testis berkembang dalamrongga abdomen sewaktu janin kemudian turun melalui
saluran inguinalkanan dan kiri dan selanjutnya masuk ke skrotum menjelang
akhirkehamilan (6-7 bulan).
2.EPIDIDIMIS
Yaitu tabung sempit yang sangat panjang
& berkelok-kelok di belakangtestis.
Tempat pematangan sperma sebelum
menuju Vas deferens.
Merupakan salah satu tempat
penyimpanan sperma (bersama vas deferensdan ampula).
3.VAS DEFERENS
Yaitu saluran yang berjalan dari
bagian bawah epididimis menuju kebelakang testis dan tali manifunikulus
spermatikusselanjutnya menujurongga abdomen dan menuju pelvis di vesikula
seminalisMerupakan tempat penyimpanan sperma.
4.VESIKULA SEMINALIS
Dua buah kelenjar tubuler yang
terletak di kanan & kiri di belakang leherkandung kencing
vesica urinariaMerupakan kelenjar
yang memproduksi cairan sperma yang pada saatejakulasi mengalirkan cairan
sperma tsb ke vas deferenssaluranejakulatorduktus ejaculatorius
Kelenjar sekretorik yang mensekresi
bahan-bahan mukus mengandungfruktosa, asam sitrat, prostaglandin dan
fibrinogen Menambah jumlah semen saat ejakulasi.
5.PROSTAT
Yaitu kelenjar sebesar buah kenari
yang menghasilkan cairan pencampursperma. Terletak di bawah kandung kencing,
mengelilingi uretra.
Mensekresi
cairan encer seperti susu yang mengandung ion sitrat, kalsium,ion fosfat, enzim pembeku dan
fibrinolisin. Semakin menambah jumlah semen.Cairan prostat bersifat
sedikit basa penting untuk meningkatkanmotilitas sperma dalam saluran genital
wanita.
6.URETRA
Saluran traktus urinaria &
genetalia yang keluar dari vesika urinaria melalui prostat uretra pars
prostatica uretra pars membranacea ujung
penis uretra pars cavernosa orificium uretra eksterna. Fungsi uretra
adalah untuk mengeluarkan air mani dan air seni
4.Terapi yang perlu dilakukan pada undescensus testiculorum
Terapi
non bedah
Berupa
terapi hormonal. Terapi ini dipilih untuk UDT bilateral palpabel inguinal.
Tidak diberikan pada UDT unilateral letak tinggi atau intraabdomen. Efek terapi
berupa peningkatan rugositas skrotum, ukuran testis, vas deferens, memperbaiki
suplay darah, dan diduga meningkatkan ukuran dan panjang vasa funikulus
spermatikus, serta menimbulkan efek kontraksi otot polos gubernakulum untuk
membantu turunnya testis. Dianjurkan sebelum anak usia 2 tahun, sebaiknya bulan
10 – 24.
1.
hcG
Hormon ini
akan merangsang sel Leydig menproduksi testosteron. Dosis : Menurut Mosier
(1984) : 1000 – 4000 IU, 3 kali seminggu selama 3 minggu. Garagorri (1982) :
500 -1500 IU, intramuskuler, 9 kali selang sehari. Ahli lain memberikan 3300
IU, 3 kali selang sehari untuk UDT unilateral dan 500 IU 20 kali
dengan 3 kali seminggu. Injeksi HCH tidak boleh diberikan tiap hari untuk
mencegah desensitisasi sel Leydig terhadap HCG yang akan menyebabkan steroidogenic
refractoriness.
Hindari
dosis tinggi karena menyebabkan efek refrakter testis terhadap HCG, udem
interstisial testis, gangguan tubulus dan efek toksis testis. Kadar testosteron
diperiksa pre dan post unjeksi, bila belum ada respon dapat diulang 6 bulan
berikutnya. Kontraindikasi HCG ialah UDT dengan hernia, pasca operasi
hernia, orchydopexy, dan testis ektopik. Miller (16) memberikan HCG pada
pasien sekaligus untuk membedakan antara UDT dan testis retraktil. Hasilnya 20%
UDT dapat diturunkan sampai posisi normal, dan 58% retraktil testis dapat
normal.
2. LHRH
Dosis 3 x
400 ug intranasal, selama 4 minggu. Akan menurunkan testis secara komplet
sebesar 30 – 64 %.
HCG
kombinasi LHRH
Dosis :
LHRH 3 x 400 ug, intranasal, empat minggu . Dilanjutkan HCG intramuskuler lima
kali pemberian selang sehari. Usia kurang dari dua tahun : 5 x 250 ug, 3
-5 tahun : 5 x 500 ug, di atas lima tahun : 5 x 1000 ug.
Respon
terapi : penurunan testis 86,4%, dengan follow up dua tahun kemudian
keberhasilannya bertahan 70,6%
Terapi
Bedah
Tujuan
pembedahan adalah memobilisasi testis, adekuatnya suplai vasa spermatika,
fiksasi testis yang adequat ke skrotum, dan operasi kelainan yang
menyertainya seperti hernia.
Indikasi
pembedahan :
1.Terapi
hormonal gagal
2.Terjadi
hernia yang potensial menimbulkan komplikasi
3.
Dicurigai torsio testis
4.
Lokasi intraabdominal atau di atas kanalis inguinalis
5.
Testis ektopik .
5. Penyebab
terjadinya infertilitas pada pria
1. Bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna
Sperma harus berbentuk sempurna serta dapat
bergerak cepat dan akurat menuju ke telur agar dapat terjadi pembuahan. Bila
bentuk dan struktur (morfologi) sperma tidak normal atau gerakannya (motilitas)
tidak sempurna sperma tidak dapat mencapai atau menembus sel telur.
2. Konsentrasi sperma rendah
Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta
sperma/ml semen atau lebih. Bila 10 juta/ml atau kurang maka menujukkan
konsentrasi yang rendah (kurang subur). Hitungan 40 juta sperma/ml atau lebih
berarti sangat subur. Jarang sekali ada pria yang sama sekali tidak memproduksi
sperma. Kurangnya konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh testis yang kepanasan (misalnya karena
selalu memakai celana ketat), terlalu sering berejakulasi (hiperseks), merokok, alkohol dan kelelahan.
3. Tidak ada semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari
penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak
ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang
memengaruhi tulang belakang.
4. Varikosel (varicocele)
Varikosel adalah varises atau pelebaran pembuluh
darah vena yang berhubungan dengan testis. Sebagaimana diketahui, testis adalah
tempat produksi dan penyimpanan sperma. Varises yang disebabkan kerusakan pada
sistem katup pembuluh darah tersebut membuat pembuluh darah melebar dan
mengumpulkan darah. Akibatnya, fungsi testis memproduksi dan menyalurkan sperma
terganggu.
5. Testis tidak turun
Testis gagal turun adalah kelainan bawaan sejak
lahir, terjadi saat salah satu atau kedua buah pelir tetap berada di perut dan
tidak turun ke kantong skrotum. Karena suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu
pada skrotum, produksi sperma mungkin terganggu.
6. Kekurangan hormon testosteron
Kekurangan hormon ini dapat memengaruhi kemampuan
testis dalam memproduksi sperma.
7. Kelainan genetik
Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma
Klinefelter, seorang pria memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya
satu X dan satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis
sehingga sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma.
Dalam penyakit Cystic fibrosis, beberapa
pria penderitanya tidak dapat mengeluarkan sperma dari testis mereka, meskipun
sperma tersedia dalam jumlah yang cukup. Hal ini karena mereka tidak memiliki
vas deferens, saluran yang menghubungkan testis dengan saluran ejakulasi.
8. Infeksi
Infeksi dapat memengaruhi motilitas sperma untuk
sementara. Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore sering
menyebabkan infertilitas karena menyebabkan skar yang memblokir jalannya sperma.
9. Masalah seksual
Masalah seksual dapat menyebabkan infertilitas,
misalnya disfungsi ereksi, ejakulasi prematur, sakit saat berhubungan (disparunia).
Demikian juga dengan penggunaan minyak atau pelumas tertentu yang bersifat
toksik terhadap sperma.
10. Ejakulasi balik
Hal ini terjadi ketika semen yang dikeluarkan
justru berbalik masuk ke kantung kemih, bukannya keluar melalui penis saat
terjadi ejakulasi. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya, di antaranya
adalah diabetes, pembedahan di kemih, prostat atau uretra, dan pengaruh
obat-obatan tertentu.
11. Sumbatan di epididimis/saluran ejakulasi
Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di daerah
testis yang berisi sperma (epididimis) atau saluran ejakulasi. Beberapa pria
tidak memiliki pembuluh yang membawa sperma dari testis ke lubang penis.
12. Lubang kencing yang salah tempat (hipoepispadia)
Kelainan bawaan ini terjadi saat lubang kencing
berada di bagian bawah penis. Bila tidak dioperasi maka sperma dapat kesulitan
mencapai serviks.
13. Antibodi pembunuh sperma
Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma
biasanya terjadi setelah pria menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini
menyulitkannya mendapatkan anak kembali saat vasektomi dicabut.
14. Pencemaran lingkungan
Paparan polusi lingkungan dapat mengurangi
jumlah sperma dengan efek langsung pada fungsi testis dan sistem hormon.
Beberapa bahan kimia yang mempengaruhi produksi sperma antara lain: radikal
bebas, pestisida (DDT, aldrin, dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan kimia
plastik, hidrokarbon (etilbenzena, benzena, toluena, dan xilena),
dan logam berat seperti timbal, kadmium atau arsenik.
15. Kanker Testis
Kanker testis berpengaruh langsung terhadap
kemampuan testis memproduksi dan menyimpan sperma. Penyakit ini paling sering
terjadi pada pria usia 18 – 32 tahun.