Minggu, 20 Mei 2012

Belajar Bahasa Aceh


Aceh
Daerah yang sudah sekitar 9 bulan aq tempati. Tidak terasa memang waktu berjalan begitu cepat. Sudah banyak hal-hal yang terlewati. Dari yang dulunya tak pernah kenal banyak orag yang berasal dari aceh dan sekarang aq punya banyak teman dengan suku aceh .
dulunya aq sama sekali ga pernah ngebayangin untuk tinggal di aceh. Bahkan terpikirkan pun tidak. Tapi takdir berkata lain aceh mnjadi tempatq merantau. Merantau untuk meraih cita-cita yang selama ini sangat aq impi2kan.
tinggal di daerah yang punya bahasa daerahnya tersendiri  mengharuskan kita setidaknya mengerti sedikit2 bahasa daerah tersebut. Indonesia memang kaya akan budaya dan bahasa. Di aceh saja terdiri banyak bahasa mulai dari bahasa aceh asli, bahasa gayo dan bahasa tapak tuan. Karena hal ini,aq jdi kepengen bisa bahasa aceh. Kepengen bisa ngerti apa yang diomongin sama orang dsekitarq. Akhirnya aq dapat beberapa kalimat2 yang masih awal tuk q pelajari. Q akui bahasa aceh cukup sulit tuk dipelajari tapi hruz usaha niy mga2 bisa ehehhhe
ni dy kalimat2 yang biasa qt gunain sehari-hari. Jadi keingat pas belajar bhsa arab sama bahasa inggris pas dpesantren dulu hehehh

·         Peu haba intan?
Apa kabar intan ?
Haba geut
kabar baik

·         Intan kaleuh pajoh bu ?
Intan sudah makan nasi ?
kaleuh
sudah

·         Mak peu peuget ?
Mak lagi ngapain ?
duk duk mantong
duduk2 aja

·         Nyoe padum saboh
Ini berapa satu?

·         Ngen soe jak kenoe ?
Dengan sama pergi kesini ?

·         Lon jak woe dilee beuh ?
Saya pulang dulu ya ?

·         Haba geut ?
Kabar baik

·         Teungoh peu kah munik ?
Lagi apa kamu munik ?

·         Peu peuget nyan ?
Lagi ngapain itu ?

·         Peu kaleuh pajoeh bu ?
Apa sudah selesai makan nasi ?

·         Peu kaleuh simbahyang ?
Apakah sudah shalat ?

·         Intan bek bengeuh-beungeh lah ?
Intan jangan marah2 lah ?

·         Ngen soe jak tubit ?
Dengan siapa keluar nya ?

·         Jino lon tengeh belajar
Sekarang saya sedang belajar
·         Ini
Nyoe

·         Itu
Nyan

·         Dipat ?
Dimana ?

·         That
Sekali
Contoh : mangat that nyan
Enak sekali itu

·         Peu
Apa

·         Hana teupeu
Tidak tahu

·         Jak
Pergi

·         Jeum
Jam

·         Kenoe
Kesini

·         Disideh
Disana

·         Geutik
Ketiak

·         Saya
Lon

·         Kah
kamu

Senin, 14 Mei 2012

SIstem Organa Genitalia Maskulina

Tahap 5
Learning Objective
  • Mengetahui Embriologi Sistem Reproduksi Pria
  • Mengetahui Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria 
  •  Mengetahui Proses Fertilisasi
  • Mengetahui hal yang dapat menyebabkan infertilitas pada laki-laki 
  •   Mengetahui kesimpulan yang didapat dari skenario

Presentasi Hasil belajar mandiri 

Embriologi Sistem Reproduksi Pria

Sistem genital tumbuh pada mudigah didaerah dorsal kanan dan kiri,lateral dari garis tengah. Mulai minggu ke-4 tampak suatu penonjolan/penebalan mesoderm. Tidak lama kemudian sel-sel germinativum primordial bermigrasi dari dinding yolk sac dekat dengan divertikulum allantois,dan bersama-sama sel mesenkim yang berasal dari mesoderm membentuk gonad.

Jenis kelamin suatu mudigah ditentukan pada waktu pembuahan tergantung pada tipe pronukleus pria yang membuahi pronukleus wanita. Zigot yang merupakan hasil pembuahan memiliki 44 kromosom autosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai janin wanita sedangkan zigot yang memiliki 44 kromosom autosom satu kromosom X dan satu kromosom Y akan membentuk janin pria.

pertumbuhan testis terjadi pada awal minggu ke-6 sedangkan ovarium tumbuh pada waktu belakangan.Alat genital pria berasal dari sistem duktus Wolffi. Ductus Wolffi bagian anterior menjadi ductus epididymis, dan selebihnya sampai di cloaca manjadi vas deferens. Ductus Mulleri berasal dari pembentukan alur longitudinal ductus Wolffi, kemudian menjadi saluran tersendri yang sempurna sampai ke cloaca.Pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar kelamin dan atas reaksi (respon) alat-alat genital tersebut.Adanya testis yang berfungsi menyebabkan pertumbuhan alat-alat genital pria yang normal. Testis ini menyebabkan keluarnya androgen, dan faktor penekan duktus Melluri. Dikemukakan bahwa penekanan duktus Melluri tidak mempunyai hubungan dengan produksi androgen oleh testis. Androgen berperan penting dalam pertumbuhan duktus Wolffi dan genitalia eksterna pada pria.

Di tengah pertumbuhannya gonad mengalami penurunan ke bagian posterior embryo. Asalnya gonad itu berada di dekat diaphragma. Dengan lebih cepatnya proses pemanjangan tubuh ke anterior, sedangkan pertumbuhan gonad pelan, maka secara relatif gonad jadi ke belakang rongga perut. Kemudian testis sendiri akan turun ke pelvis, terus menuju ke kanjut (scrotum). Mula-mula testis itu masih berada di dekat cekukan bakal kanjut, disebut processus vaginalis. Ketika kanjut itu kian besar, terpisahlah  dari rongga pelvis. Membentuk suatu saluran sempit, inguinal canal. Waktu turun ikut juga terbawa lapisan peritoneum yang menyelaputi testis, dan sisa processus vaginalis membentuk lapisan pula sekeliling testis, tunica vaginalis. Jika testis itu gagal turun ke scrotum dan masih tetap dalam rongga perut, disebut cryptorchidism atau undescensus testiculorum.

Dalam masa grastula sebagian dari mesoderm tumbuh antara ektoderm dan entoderm disekitar membran kloaka . Hal tersebut menimbulkan penonjolan di garis tengah yang dinamakan genital tubercle. Pada pria genital tubercle membentuk penis sedangkan pada wanita membentuk clitoris

Anatomi Sistem Reproduksi laki-laki
Struktur reproduksi laki-laki terdiri dari
  • penis,testis (jamak,testes) dalam kantong skrotum 
  •  sistem duktus yang terdiri dari
>  epididimis(jamak,epididimidis), 
>    vas deferens,
>  duktus ejakulatorius,
>  dan uretra;
  • Dan glandula asesoria yang terdiri dari
>  vesika seminalis,
>  kelenjar prostat,
>  dan kelenjar bulbouretralis
Testes bagian dalam  terbagi atas lobulus yang terdiri dari tubulus seminiferus,sel-sel sertoli dan sel-sel Leydig. Produksi sperma atau spermatogenesis,terjadi pada tubulus seminiferus. Sel-sel Leydig mensekresi testosteron. Pada bagian posterior tiap-tiap testis,terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis. Bagian kepalanya berhubungan dengan duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis,dan bagian ekornya terus berlanjut ke vas deferens. Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis yang membentang hingga ke duktus vesika seminalis,kemudian bergabung membentuk duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung  dengan uretra yang merupakan saluran keluar bersama,baik untuk sperma maupun kemih. Kelenjar asesoria juga mempunyai hubungan dengan sistem duktus. Prostat mengelilingi leher kandung kemih dan uretra bagian atas. Saluran-saluran kelenjar bermuara pada uretra. Kelenjar bulbouretralis (kelenjar Cowper) terletak dekat meatus uretra.Penis terdiri dari 3 massa jaringan erektil berbentuk silinder memanjang yang memberi bentuk pada penis. Lapisan dalamnya adalah korpus spongiosum yang membungkus uretra,dan dua masssa paralel di bagian luarnya,yaitu korpus kevernosum. Ujung distal penis,dikenal sebagai glans,ditutupi oleh prepusium (kulup). Prepusium dapat dilepas dengan pembedahan (sirkumsisi,sunat).
Fisiologi Sistem Reproduksi Laki-Laki
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus selama masa seksual aktif akibat stimulasi oleh hormon gonadotropik hipofisis anterior yang dimulai rata-rata pada umur 13 tahun dan terus berlanjut hampir di seluruh kehidupan,namun sangat menurun pada usia tua.
Tahap-tahap Spermatogenesis
·         Sel germinal primordial bermigrasi ke dalam testis dan menjadi sel germinal imatur yang disebut spermatogonia yang berada di dua atau tiga lapisan permukaan dalam tubulus seminiferus
·         Spermatogonia mulai mulai mengalami pembelahan mitosis yang dimulai pada saat pubertas  dan terus berproliferasi
·         Sebagian dari sel anak tetap menjadi spermatogonia dan yang lainnya berjalan ke lumen tubulus seminiferus dan membesar spermatosit primer
·         Spermatosit primer akan menjalani pemebelahan miosis sehingga terbentuk dua spermatosit sekunder.
·         Masing-masing spermatosit sekunder akan mengalami pemebelahan miosis yang kedua,yang mengahasilkan dua spermatid
·         Setelah itu ,tidak terjadi pembelahan lebih lanjut,dan masing-masing spermatid akan menjalani proses pematangan dan berdiferensiasi menjadi sperma yang matang dengan bagian kepala,leher,badan dan ekor
Dengan demikian ,dapat disimpulkan bahwa satu spermatogonia akan menjadi empat sperma . sperma akan disimpan di epididimis dan vas deferens,dan kesuburannya dapat bertahan sampai 42 hari.  Sperma yang normal bergerak dalam medium cair dengan kecepatan 1 sampai 4 mm/menit. Kecepatan ini akan memungkinkan sperma untuk bergerak melalui traktus genitalia wanita untuk mencapai ovum.
Faktor-faktor hormonal yang merangsang spermatogenesis
Beberapa hormon memainkan peranan yang penting dalam spermatogenesis. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut
No
Hormon
Disekresikan oleh
Fungsi
1
Testosteron
Sel-sel Leydig  yang terletak di interstisium testis
Penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis
2
Luteinizing Hormone (LH)
Kelenjar hipofisis anterior
Merangsang sel-sel Leydig untuk menyekresi tesosteron
3
Hormon perangsang  folikel (FSH)
Kelenjar hipofisis anterior
Merangsang sel-sel Sertoli,tanpa rangsangan ini pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi
4
Estrogen
Dibentuk dari testosteron oleh sel-sel Sertoli
Penting untuk spermiogenesis
5
Hormon Pertumbuhan ( GH)

Mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis.

Aksi Seksual Pria
Sumber sinyal saraf sensoris yang paling penting untuk memulai aksi seksual pria adalah glans penis. Glans penis mengandung sistem organ akhir sensorik yang sangat sensitif yang meneruskan modalitas sensasi khusus yang disebut sensasi seksual kedalam sistem saraf pusat. Aksi gesekan meluncur pada hubungan seksual terhadap glans oenis merangsang organ akhir sensoris,dan sinyal sensasi seksual selanjutnya menjalar melalui saraf pudensus kemudian melalui pleksus sakralis ke dalam bagian sakral dari medulla spinalis dan akhirnya dari medulla sampai daerah yang belum diidentifikasi oleh otak.
Namun aksi seksual pria juga dapat juga terjadi karena rangsangan pada daerah yang berdekatan dengan glans penis contohnya rangsangan pada epitel anus,skrotum, dan struktur perineum lainnya yang secara umum dapat mengirim sinyal ke medulla yang akan meningkatkan sensasi seksual .
Tahap-tahap aksi seksual pada pria
  •   Ereksi  Penis
Ereksi penis adalah kondisi dimana penis menjadi keras dan memanjang hal ini terjadi akibat tekanan yang tinggi di dalam sinusoid yang menyebabkan penggembungan jaringan erektil. Pada awalnya ereksi terjadi karena adanya impuls saraf parasimpatis yang menjalar dari bagian sakral  medulla spinalis melalui saraf-saraf pelvis ke penis. Serabut parasimpatis ini melepaskan Nitrit oxide yang berfungsi melebarkan arteri-arteri penis dan juga merelaksasi jaringan trabekula serabut otot polos di jaringan erektil dari korpus kavernosa dan korpus spongiosum dalam batang penis. Jaringan erektil ini terdiri atas sinusoid-sinusoid kavernosa yang lebar,yang  normalnya tidak terisi penuh darah namun menjadi sangat berdilatasi ketika darah arteri mengalir ke dalamnya. Hal ini menyebabkan terjadinya tekanan yang tinggi dalam sinusoid dan menyebabkan terjadinya ereksi.
  •   Emisi dan Ejakulasi
Emisi dan ejakulasi adalah puncak dari seksual pria. Emisi dimulai dengan kontraksi vas deferens dan ampula yang menyebabkan keluarnya sperma ke dalam uretra interna. Kemudian,kontraksi otot yang melapisi kelenjar prostat yang diikuti dengan kontraksi vesika seminalis ke dalam uretra juga,yang akan mendorong sperma lebih jauh. Semua cairan ini bercampur di uretra  interna  dengan mukus yang telah disekresi oleh kelenjar bulbouretra untuk membentuk semen. Proses yang berlangsung sampai saat ini di sebut emisi
Pengisian uretra interna dengan semen mengeluarkan sinyal sensoris yang dihantarkan melalui nervus pudendus ke regio sakral medulla spinalis,yang menimbulkan rasa penuh yang mendadak di organ genitalia interna. Selain itu,sinyal sensoris ini lebih jauh lagi membangkitkan kontraksi ritmis dari organ genitalia interna dan menyebabkan  kontraksi otot-otot iskhiokavernosus dan bulbokavernosus yang menekan dasar jaringan erektil penis kedua pengaruh  ini menyebabkan  peningkatan tekanan ritmis seperti gelombang di kedua jaringan erektil penis dan diduktus  genital serta uretra yang mengejakulasikan semen dari uretra ke luar. Proses akhir ini disebut ejakulasi

Kesleluruhan proses emisi dan ejakulasi ini disebut orgasme pada pria. Pada akhir proses tersebut, gairah seksual pria menghilang hampir sepenuhnya dalam waktu 1 sampai 2 menit,dan ereksi menghilang,suatu proses yang disebut resolusi.
Hormon kelamin Pria
Testis menyekresi beberapa hormon kelamin pria,yang secara keseluruhan disebut androgen,meliputi testosteron ,dihidrotestosteron dan androstenedion. Testosteron  jumlahnya lebih banyak dari yang lainnya sehingga dapat dianggap sebagai hormon testis yang penting.
Testosteron di bentuk oleh sel-sel interstisial Leydig yang terletak di celah-celah antar tubulus seminiferus . pada umumnya,testosteron bertanggung jawab terhadap berbagai berbagai sifat maskulinisasi tubuh.  Pada dasarnya tidak ada testosteron yang dihasilkan selama masa anak-anak sampai si anak berumur kira-kira umur 10 – 13  tahun. Kemudian produksi testosteron meningkat dengan cepat akibat rangsangan hormon-hormon gonadotropin hipofisis anterior pada awal pubertas dan berlangsung sepanjang masa kehidupan ,
PROSES FERTILISASI


Fertilisasi adalah proses penyatuan sel telur dan sperma yang menimbulkan terbentuknya individu baru. Proses fertilisasi dimulai saat ovum dikeluarkan dari folikel ovarium ke dalam tuba fallopii,ovum masih membawa serta sejumlah lapisan sel granulosa. Sebelum satu sperma dapat membuahi ovum,sperma harus melarutkan lapisan sel granulosa tersebut,dan kemudian harus berpenetrasi menembus selubung tebal dari ovum sendiri yaitu zona pelusida. Untuk tercapainya tujuan tersebut,enzim-enzim yang  tersimpan di akrosom (kepala sperma) mulai dilepaskan. Diyakini bahwa hialuronidase yang terdapat diantara enzim-enzim ini terutama penting untuk membuka jalan di antara sel-sel granulosa sehingga sperma dapat mencapai ovum.
Saat sperma mencapai zona pelusida ovum,membran anterior sperma berikatan secara khusus dengan protein reseptor di zona pelusida. Kemudian.dengan cepat selururh aksorom melarut dan semua enzim akrosm dilepaskan. Dalam waktu beberapa menit ,enzim-enzim tersebut membuka jalur penetrasi untuk masuknya kepala sperma melewati zona pelusida ke bagian dalam ovum. Dalam waktu 30 menit selanjutnya,membran sel kepala sperma dan oosit bersatu saatu sama lain untuk membentuk sebuah sel tunggal. Pada saat yang sama materi genetik  sperma dan oosit  bergabung membentuk suatu genom sel yang baru,yang mengandung kromosom dan gen dengan jumlah yang sama yang berasal dari ibu dan ayah.
kesimpulan 


Pada skenario dapat disimpulkan bahwa undescensus testiculorum terjadi akibat gangguan pada saat pembentukan organ reproduksi. Pada normalnya testis turun pada minggu ke 28 terjadi karena pembesaran ukuran pelvis dan pemanjangan ukuran tubuh, yang cepat dibandingkan pertumbuhan gonad. Testis turun melalui processus vaginalis yang merupakan permukaan bakal skrotum menuju canalis inguinalis melalui ligamen gubernakulum. Selain itu turunnya testis juga dipengaruhi oleh hormon-hormon androgen.
Terjadinya abnormalitas pada gubernakulum dan defisiensi hormonal pada bayi akan menyebabkan terjadinya usdescencus testikulorum atau tidak turunnya testis ke skrotum. Undescensus testiculorum beresikoterjadi pada BBLR (kurang 2500 mg), Ibu yang terpapar estrogen selama trimester pertama ,Kelahiran ganda (kembar 2, kembar 3),Lahir prematur (umur kehamilan kurang 37 minggu),Berat janin yang dibawah umur kehamilan dan Mempunyai ayah atau saudara dengan riwayat UDT
Undescencus testiculorum harus diterapi dengan cepat karena dapat menimbulkan perusakan pada tubulus seminiferus yang terdapat dalam testis yang sangat berperan dalam proses spermatogenesis. Jika sampai menyebabkan kerusakan pada tubulus seminiferus maka akan terjadi infertilitas akibat tidak mampunya menghasilkan sperma 

Daftar Pustaka 
  • Dorland.2000,Kamus Kedokteran.EGC:Jakarta 
  • Ganong-William F.2001.Fisiologi Kedokteran.EGC:Jakarta 
  • Guyton & Hall.2011,Fisiologi Kedokteran Edisi 11.EGC:Jakarta


Minggu, 13 Mei 2012

Skenario 3 "testisnya tidak ada"

 SKENARIO 3
TESTISNYA TIDAK ADA
Tedy , seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran sedang menjalani kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kesehatan Anak. Pada suatu hari, ketika Tedy  mendapat giliran dinas malam di
IGD, Andin menemukan ada bayi laki-laki yang baru lahir dengan dugaan undencensus
testiculorum, scrotumnya kosong tidak teraba testis didalamnya. Tedy berusaha mengingat
kembali teori tentang tahapan pembentukan organ reproduksi dan penyebab timbulnya kelainan
tersebut. Selain itu Tedy  juga melakukan pemeriksaan terhadap semua alat genitalia eksterna ,
khawatir jika ada gangguan yang lain. Kelainan ini perlu segera diterapi, karena kalau terlambat
dapat terjadi kerusakan pada tubulus seminiferus yang terdapat dalam testis sehingga terjadi
infertilitas.
Tedy  teringat dengan kasus yang dialami oleh temannya, yang didiagnosis dokter
mengalami kolpomenorrhoe karena hymen vaginalisnya yang tertutup. Dia menduga semua ini juga
terkait dengan proses pembentukan organ reproduksi pada wanita.Bagaimana anda menjelaskan apa
yang terjadi pada bayi yang baru lahir tersebut ?
terangkan dengan perkembangan susunan makroskopik dan mikroskopik dari susunan reproduksi ?
TAHAP 1
IDENTIFIKASI ISTILAH
·         Undescensus testiculorum (kriptorkismus) adalah suatu kondisi dimana testis tidak dijumpai pada tempat yang semestinya yaitu di dalam skrotum
·         Scrotum adalah kantung berisi testis dan organ penyertanya
·         Testis adalah gonad jantan,salah satu kelenjar berbentuk telur yang secara normal terletak di dalam skrotum dimana spermatozoa berkembang 
·         Reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak
·         Genetalia eksterna adalah organ reproduksi yang terletak diluar tubuh  termasuk diantaranya adalah skrotum,penis dan saluran kemih pada pria
·         Tubulus seminiferus adalah tubulus yang  tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis
·         Infertilitas adalah kurangnya atau hilangnya kemampuan untuk menghasilkan keturunan
·         Kolpomenorrhoe adalah
·         Hymen vaginalis adalah lipatan membranosa yang menutupi seluruh atau sebagian orifisium eksternal vagina
TAHAP 2
IDENTIFIKASI MASALAH
1.     Bagaimana tahap pembentukan organ reproduksi ?
2.    Apakah penyebab terjadinya undescensus testiculorum?
3.    Sebutkan apa sajakah organa genitalia maskulina beserta fungsinya?
4.    Terapi apa yang perlu dilakukan pada undescensus testiculorum?
5.    Apa saja yang menyebabkan terjadinya infertilitas pada pria ?
TAHAP 3
ANALISA MASALAH
1.  Tahap pembentukan organ reproduksi melalui 3 tahap
·         Tahap genetik
Tahap genetik tergantung kombinasi genetik pada tahapkonsepsi. Jika sperma yang membawa kromosom Y bertemu dengan oosit,terbentuklah anak laki-laki, sedangkan jika sperma yang membawakromosom X yang bertemu dengan oosit, maka yang terbentuk anakperempuan.
·         Tahap gonad,
perkembangan testes atau ovarium. Selama bulan pertama gestasi, semua embrio berpotensi untuk menjadi pria atau wanita, karena perkembangan jaringan reproduksi keduanya identik dan tidak berbeda. Penampakan khusus gonad terlihat selama usia 7 minggu di dalam uterus, ketika jaringan gonad pria membentuk testes di bawah pengaruh sex-determining region kromosom Y (SRY), sebuah gen yang bertanggung jawab pada seks determination. SRY menstimulasi produksi antigen H-Y oleh sel kelenjar primitif. Antigen H-Y adalah protein membran plasma spesifik yang ditemukan hanya pada pria yang secara langsung membentuk testes dari gonad. Pada wanita tidak terdapat SRY, sehingga tidak ada antigen H-Y, sehingga jaringan gonad baru mulai berkembang setelah 9 minggu kehamilan membentuk ovarium.
·         Tahap fenotip (anatomi) seks
Tahap fenotip tergantung pada tahap genetik dan gonad. Diferensiasi membentuk sistem reproduksi pria diinduksi oleh androgen, hormon maskulin yang disekresi oleh testes. Usia 10-12 minggu kehamilan, jenis kelamin
secara mudah dapa dibedakan secara anatomi pada genitalia eksternal. Meskipun perkembangan genitalia eksterna pria dan wanita tidak berbeda pada jaringan embrio, tetapi tidak pada saluran reproduksi. Dua sistem
duktus primitif, yaitu duktus Wolffian dan Mullerian menentukan terbentuknya pria atau wanita
2.  Penyebab terjadinya undescensus testiculorum
A. Abnormalitas gubernakulum testis
Penurunan testis dipandu oleh gubernakulum. Massa gubernakulum yang besar akan mendilatasi jalan testis, kontraksi, involusi, dan traksi serta fiksasi pada skrotum akan menempatkan testis dalam kantong skrotum. Ketika tesis telah berada di kantong skrotum gubernakulum akan diresorbsi (Backhouse, 1966) Bila struktur ini tidak terbentuk atau terbentuk abnormal akan menyebabkan maldesensus testis.
B. Defek intrinsik testis
Maldesensus dapat disebabkan disgenesis gonadal dimana kelainan ini membuat testis tidak sensitif terhadap hormon gonadotropin. Teori ini merupakan penjelasan terbaik pada kasus kriptorkismus unilateral. Juga untuk menerangkan mengapa pada pasien dengan kriptorkismus bilateral menjadi steril ketika diberikan terapi definitif pada umur yang optimum. Banyak kasus kriptorkismus yang secara histologis normal saat lahir, tetapi testisnya menjadi atrofi / disgenesis pada akhir usia 1 tahun dan jumlah sel germinalnya sangat berkurang pada akhir usia 2 tahun.
C.Defisiensi stimulasi hormonal / endokrin
Hormon gonadotropin maternal yang inadequat menyebabkan desensus inkomplet. Hal ini memperjelas kasus kriptorkismus bilateral pada bayi prematur ketika perkembangan gonadotropin maternal tetap dalam kadar rendah sampai 2 minggu terakhir kehamilan. Tetapi teori ini sulit diterapkan pada kriptorkismus unilateral.  Tingginya kriptorkismus pada prematur diduga terjadi karena tidak adequatnya HCG menstimulasi pelepasan testosteron masa fetus akibat dari imaturnya sel Leydig dan imaturnya aksis hipothalamus-hipofisis-testis. Dilaporkan suatu percobaan menunjukkan desensus testis tidak terjadi pada mamalia yang hipofisenya telah diangkat .Rasfer et al (1986) memperlihatkan penurunan testis dimediasi oleh androgen yang diatur lebih tinggi oleh gonadotropin pituitary. Proses ini memicu kadar dihidrotestotsteron yang cukup tinggi, dengan hasil testis mempunyai akses yang bebas ke skrotum. Toppari & Kaleva menyebut defek dari aksis hipotalamus-pituitary-gonadal akan mempengaruhi turunnya testis. Hormon utama yang mengatur testis adalah LH dan FSH yang doproduksi oleh sel basofilik di pituitary anterior yang diatur oleh LHRH. FSH akan mempengaruhi mempengaruhi sel sertoli, epitel tubulus seminiferus. Kadar FSH naik pada kelainan testis
Kriptorkismus yang disertai defisiensi gonadotropin dan adrenal hipoplasia kongenital mungkin berhubungan dengan sifat herediter. Corbus dan O’Connor, Perreh dan O’Rourke melaporkan beberapa generasi kriptorkismus dalam satu keluarga. Juga ada penelitian yang menunjukkan tidak aktifnya hormon Insulin Like Factor 3 ( Insl3) sangat mempengaruhi desensus testis . Insl3 diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi gubernakulum. Faktor lain yang diduga berperan ialah berkurangnya stimulating substances yang diproduksi oleh nervus genitofemoralis
3.  Organa Genitalia Maskulina
Organ reproduksi pria dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.Organ genitalia eksterna
·         Penis.
·         Skrotum.
2.Organ genitalia interna :
·         Testis.
·         Epididimis.
·         Vas deferens.
·         Vesikula seminalis.
·         Prostat.
·         Uretra.
ORGAN GENITALIA EKSTERNA PRIA1.
 PENIS 
Suatu organ yang berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujungberbentuk seperti helm disebut Glans penis, yang di penuhi serabutsaraf sehingga akan membuat penis menjadi sangat peka dansensitif. Penis memiliki kulit pembungkus yang disebut preputium.Struktur penis tidak memiliki tulang, hanya jaringan seperti busayang di penuhi pembuluh darah. Ereksi terjadi karena rangsanganyang membuat darah dalam jumlah besar mengalir dan memenuhipembuluh darah penis sehingga penis menjadi besar, tegang dankeras.
2.SKROTUM
Suatu kantung yang terdiri dari kulit dan otot yang membungkus testis ataubuah zakar.
Skrotum mempunyai fungsi untuk mempertahankan suhu testis dibawahsuhu tubuh (2
C dibawah suhu tubuh) yang sangat penting untuk prosesspermatogenesis.
ORGAN GENITALIA INTERNA PRIA
1.TESTIS
Testis berjumlah dua buah, berbentuk bulat lonjong dan menggantungpada pangkal penis. Menghasilkan sel sperma yang dibentuk pada TubulusSeminiferus dalam proses permatogenesis. Testis berkembang dalamrongga abdomen sewaktu janin kemudian turun melalui saluran inguinalkanan dan kiri dan selanjutnya masuk ke skrotum menjelang akhirkehamilan (6-7 bulan).
 2.EPIDIDIMIS
Yaitu tabung sempit yang sangat panjang & berkelok-kelok di belakangtestis.
Tempat pematangan sperma sebelum menuju Vas deferens. 
Merupakan salah satu tempat penyimpanan sperma (bersama vas deferensdan ampula).
3.VAS DEFERENS
Yaitu saluran yang berjalan dari bagian bawah epididimis menuju kebelakang testis dan tali manifunikulus spermatikusselanjutnya menujurongga abdomen dan menuju pelvis di vesikula seminalisMerupakan tempat penyimpanan sperma.
4.VESIKULA SEMINALIS
Dua buah kelenjar tubuler yang terletak di kanan & kiri di belakang leherkandung kencing
vesica urinariaMerupakan kelenjar yang memproduksi cairan sperma yang pada saatejakulasi mengalirkan cairan sperma tsb ke vas deferenssaluranejakulatorduktus ejaculatorius 
Kelenjar sekretorik yang mensekresi bahan-bahan mukus mengandungfruktosa, asam sitrat, prostaglandin dan fibrinogen  Menambah jumlah semen saat ejakulasi.
5.PROSTAT
Yaitu kelenjar sebesar buah kenari yang menghasilkan cairan pencampursperma. Terletak di bawah kandung kencing, mengelilingi uretra.
Mensekresi cairan encer seperti susu yang mengandung ion sitrat, kalsium,ion fosfat, enzim pembeku dan fibrinolisin. Semakin menambah jumlah semen.Cairan prostat bersifat sedikit basa penting untuk meningkatkanmotilitas sperma dalam saluran genital wanita.
6.URETRA
Saluran traktus urinaria & genetalia yang keluar dari vesika urinaria melalui prostat uretra pars prostatica uretra pars membranacea ujung penis uretra pars cavernosa orificium uretra eksterna. Fungsi uretra adalah untuk mengeluarkan air mani dan air seni

4.  Terapi yang perlu dilakukan pada undescensus testiculorum
Terapi non bedah
Berupa terapi hormonal. Terapi ini dipilih untuk UDT bilateral palpabel inguinal. Tidak diberikan pada UDT unilateral letak tinggi atau intraabdomen. Efek terapi berupa peningkatan rugositas skrotum, ukuran testis, vas deferens, memperbaiki suplay darah, dan diduga meningkatkan ukuran dan panjang vasa funikulus spermatikus, serta menimbulkan efek kontraksi otot polos gubernakulum untuk membantu turunnya testis. Dianjurkan sebelum anak usia 2 tahun, sebaiknya bulan 10 – 24.
1.   hcG
Hormon ini akan merangsang sel Leydig menproduksi testosteron. Dosis : Menurut Mosier (1984) : 1000 – 4000 IU, 3 kali seminggu selama 3 minggu. Garagorri (1982) : 500 -1500 IU, intramuskuler, 9 kali selang sehari. Ahli lain memberikan 3300 IU, 3 kali selang sehari untuk UDT unilateral dan 500 IU  20 kali dengan  3 kali seminggu. Injeksi HCH tidak boleh diberikan tiap hari untuk mencegah desensitisasi sel Leydig terhadap HCG yang akan menyebabkan steroidogenic refractoriness.
Hindari dosis tinggi karena menyebabkan efek refrakter testis terhadap HCG, udem interstisial testis, gangguan tubulus dan efek toksis testis. Kadar testosteron diperiksa pre dan post unjeksi, bila belum ada respon dapat diulang 6 bulan berikutnya. Kontraindikasi HCG ialah  UDT dengan hernia, pasca operasi hernia, orchydopexy, dan testis ektopik.  Miller (16) memberikan HCG pada pasien sekaligus untuk membedakan antara UDT dan testis retraktil. Hasilnya 20% UDT dapat diturunkan sampai posisi normal, dan 58% retraktil testis dapat normal.
     2.  LHRH
Dosis 3 x 400 ug intranasal, selama 4 minggu. Akan menurunkan testis secara komplet sebesar 30 – 64 %.
 HCG kombinasi LHRH
Dosis : LHRH 3 x 400 ug, intranasal, empat minggu . Dilanjutkan HCG intramuskuler lima kali pemberian selang sehari. Usia kurang dari dua tahun : 5 x 250 ug,  3 -5 tahun : 5 x 500 ug, di atas lima tahun : 5 x 1000 ug.
Respon terapi : penurunan testis 86,4%, dengan follow up dua tahun kemudian keberhasilannya bertahan 70,6%
Terapi Bedah
Tujuan pembedahan adalah memobilisasi testis, adekuatnya suplai vasa spermatika, fiksasi testis yang adequat ke skrotum, dan operasi kelainan  yang menyertainya seperti hernia.
 Indikasi pembedahan  :
1.     Terapi hormonal gagal
2.    Terjadi hernia yang potensial menimbulkan komplikasi
3.      Dicurigai torsio testis
4.      Lokasi intraabdominal atau di atas kanalis inguinalis
5.      Testis ektopik  .
5. Penyebab terjadinya infertilitas pada pria
1. Bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna
Sperma harus berbentuk sempurna serta dapat bergerak cepat dan akurat menuju ke telur agar dapat terjadi pembuahan. Bila bentuk dan struktur (morfologi) sperma tidak normal atau gerakannya (motilitas) tidak sempurna sperma tidak dapat mencapai atau menembus sel telur.
2. Konsentrasi sperma rendah
Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta sperma/ml semen atau lebih. Bila 10 juta/ml atau kurang maka menujukkan konsentrasi yang rendah (kurang subur). Hitungan 40 juta sperma/ml atau lebih berarti sangat subur. Jarang sekali ada pria yang sama sekali tidak memproduksi sperma. Kurangnya konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh testis yang kepanasan (misalnya karena selalu memakai celana ketat), terlalu sering berejakulasi (hiperseks), merokok, alkohol dan kelelahan.
3. Tidak ada semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.
4. Varikosel (varicocele)
Varikosel adalah varises atau pelebaran pembuluh darah vena yang berhubungan dengan testis. Sebagaimana diketahui, testis adalah tempat produksi dan penyimpanan sperma. Varises yang disebabkan kerusakan pada sistem katup pembuluh darah tersebut membuat pembuluh darah melebar dan mengumpulkan darah. Akibatnya, fungsi testis memproduksi dan menyalurkan sperma terganggu.
5. Testis tidak turun
Testis gagal turun adalah kelainan bawaan sejak lahir, terjadi saat salah satu atau kedua buah pelir tetap berada di perut dan tidak turun ke kantong skrotum. Karena suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu pada skrotum, produksi sperma mungkin terganggu.
6. Kekurangan hormon testosteron
Kekurangan hormon ini dapat memengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sperma.
7. Kelainan genetik
Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang pria memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis sehingga sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma.
Dalam penyakit Cystic fibrosis, beberapa pria penderitanya tidak dapat mengeluarkan sperma dari testis mereka, meskipun sperma tersedia dalam jumlah yang cukup. Hal ini karena mereka tidak memiliki vas deferens, saluran yang menghubungkan testis dengan saluran ejakulasi.
8. Infeksi
Infeksi dapat memengaruhi motilitas sperma untuk sementara. Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore sering menyebabkan infertilitas karena menyebabkan skar yang memblokir jalannya sperma.
9. Masalah seksual
Masalah seksual dapat menyebabkan infertilitas, misalnya disfungsi ereksi, ejakulasi prematur, sakit saat berhubungan (disparunia). Demikian juga dengan penggunaan minyak atau pelumas tertentu yang bersifat toksik terhadap sperma.
10. Ejakulasi balik
Hal ini terjadi ketika semen yang dikeluarkan justru berbalik masuk ke kantung kemih, bukannya keluar melalui penis saat terjadi ejakulasi. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya, di antaranya adalah diabetes, pembedahan di kemih, prostat atau uretra, dan pengaruh obat-obatan tertentu.
11. Sumbatan di epididimis/saluran ejakulasi
Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di daerah testis yang berisi sperma (epididimis) atau saluran ejakulasi. Beberapa pria tidak memiliki pembuluh yang membawa sperma dari testis ke lubang penis.
12. Lubang kencing yang salah tempat (hipoepispadia)
Kelainan bawaan ini terjadi saat lubang kencing berada di bagian bawah penis. Bila tidak dioperasi maka sperma dapat kesulitan mencapai serviks.
13. Antibodi pembunuh sperma
Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya terjadi setelah pria menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini menyulitkannya mendapatkan anak kembali saat vasektomi dicabut.
14. Pencemaran lingkungan
Paparan polusi  lingkungan dapat mengurangi jumlah sperma dengan efek langsung pada fungsi testis dan sistem hormon. Beberapa bahan kimia yang mempengaruhi produksi sperma antara lain: radikal bebas, pestisida (DDT, aldrin, dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan kimia plastik, hidrokarbon (etilbenzena, benzena, toluena, dan xilena), dan logam berat seperti timbal, kadmium atau arsenik.
15. Kanker Testis
Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan testis memproduksi dan menyimpan sperma. Penyakit ini paling sering terjadi pada pria usia 18 – 32 tahun.

Tahap 4
Strukturisasi